Mohon tunggu...
Ahmad Efendi
Ahmad Efendi Mohon Tunggu... Pekerja -

Selamatkan ceritamu dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus AW101, DPR Tantang Panglima

23 Agustus 2017   15:57 Diperbarui: 23 Agustus 2017   16:20 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Safari politik Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mengumbar desas-desus kasus korupsi pengadaan alutsista helicopter AW 101 menemui tantangan. Tantangan itu datang dari anggota Komisi I DPR, Supiadin Aries Saputra. Supiadin Aries menilai kasus dugaan korupsi Helikopter Agusta Westland (AW) 101 penuh kejanggalan. Sebab, Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) belum menemukan adanya kerugian negara, seperti yang disangkakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Masih jelas di ingatan publik ketika itu dalam sebuah konferensi pers di gedung KPK pada Jumat tanggal 26 Mei,  Gatot Nurmantyo menyebutkan, kasus pengadaan helikopter AW101 adalah kasus yang bukan hanya korupsi saja, tapi ada ketidaktaatan kepada pemerintah, penyelewengan, penggelapan dan pemalsuan juga ada.

tribunews.com
tribunews.com
Kecurigaan penyelewengan dan korupsi pengadaan helicopter AW101 yang dilemparkan ke publik oleh Gatot Nurmantyo terlalu gegabah. Padahal proses pengadaan itu telah sesuai prosedur, sebab pengusulan itu telah diawasi oleh panitia pengawas pengadaan alutsista, juga berada di bawah pengetahuan Panglima TNI dan Menhan. Jadi seharusnya panglima TNI sudah tahu, tidak ada pengajuan Alutsita tiba-tiba, dan secara simsalabim Alutsista tersebut datang ke sini Mabes TNI tanpa sepengatuan siapapun.

bangkapos.com
bangkapos.com
Sikap latah mengumbar desas-desus yang belum jelas juntrungannya ke publik jelas bukan tindakan bijak. Baiknya ketika ada problem pada kubu TNI, permasalahan tersebut diselesaikan pada tingkat angkatan di internal lebih dulu, jangan langsung mempublikasikan bahwa ada kerugian negara. Apalagi mencetuskan angka kerugian negara yang begitu bombastis, yaitu 220 Milyar. Jelas hal itu akan memicu kepanikan dan kebingungan di tengah masyarakat.

Seorang Pengamat Pertahanan dan Militer, Connie Rahakundini Bakrie menyayangkan permasalah helikopter AW 101 yang berlarut-larut ini. Connie Rahakundini Bakrie juga mengatakan soal alutsista ini bersifat rahasia negara, tak sebaiknya diumbar ke publik, khawatir musuh mampu memetakan kekuatan pertahan militer Indonesia.

newsdetik.com
newsdetik.com
Sebenarnya apakah motivasi Jendral TNI begitu genit dalam pemberitaan media dan selalu menjadi headline yang memincut perhatian publik? Ah namanya juga safari, mungkin Panglima TNI sedang tamasya bersenang-senang melihat potensi sejauh mana dirinya sebagai garda terdepan pertahanan negara yang dicintai oleh rakyat. Bertamasya politik sambil mendompleng popularitas, siapa tahu kemungkinan itu ada. Siapa tahu rakyat melirik Panglima TNI sebagai contoh yang baik, dan bisa menjadi pilihan. Satu hal yang jelas, Panglima TNI tidak boleh pangling bahwa dirinya bukanlah pesolek politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun