Mohon tunggu...
Ahmad Afandi
Ahmad Afandi Mohon Tunggu... Relawan - Penikmat pertunjukan

Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Pertunjukan Kabaret dalam Teater

30 Oktober 2024   15:42 Diperbarui: 30 Oktober 2024   15:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabaret adalah sebuah pertunjukan atau pementasan seni yang berasal dari Dunia Barat di mana biasanya ada hiburan berupa musik, komedi dan sering kali sandiwara atau Tari-tarian. Perbedaan utama antara kabaret dengan pertunjukan lainnya adalah tempat pertunjukannya---restoran atau kelab malam dengan sebuah panggung pertunjukan dan penontonnya yang duduk mengelilingi meja-meja (sering kali sambil makan atau minum) dan menyaksikan pertunjukannya. Tempatnya sendiri sering kali juga disebut "kabaret". Pada peralihan abad ke-20, terjadi perubahan besar dalam budaya kabaret. Para penarinya termasuk Josephine Baker dan penari waria Brasil Joo Francisco dos Santos (alias Madame Sat). Pertunjukan-pertunjukan kabaret dapat beraneka ragam dari satire politik hingga hiburan ringan, masing-masing diperkenalkan oleh seorang Master of Ceremonies (MC), atau pembawa acara.

Istilah "kabaret" berasal dari sebuah kata Prancis untuk ruangan bar atau caf, tempat lahirnya bentuk hiburan ini, sebagai suatu bentuk yang lebih artistik daripada caf-chantant. Kata ini berasal dari kata dalam bahasa Belanda Tengah cabret, melalui bahas Prancis Utara Kuno camberette, dari kata bahasa Latin Akhir camera. Pada intinya kata ini berarti "ruangan kecil."

Kabaret juga merujuk ke bordil gaya Mediterania-bar dengan meja-meja dan wanita-wanita yang berbaur serta mengibur para kliennya. Secara tradisional, tempat-tempat ini juga dapat menampilkan beberapa bentuk hiburan: sering kali dengan penyanyi dan penari-tergantung tempatnya masing-masing, sifatnya dapat liar dan kasar. Kabaret yang lebih canggih dan berkelaslah yang akhirnya melahirkan bentuk tempat hiburan dan seni pertunjukan yang menjadi pokok artikel ini.

Kabaret Bandung adalah jenis sebuah pertunjukan teater dalam bentuk audio playback (materi pertunjukan direkam dalam bentuk audio, baik dialog dan musiknya) yang mengandung unsur komedi dengan balutan komposisi panggung, tarian, artistik, dan musik sebagai dasar dari pertujukannya, dan para aktornya bermain peran secara lipsync. 

Cerita yang dibawakan dalam pertunjukan Kabaret Bandung dapat berupa sebuah cerita yang mengandung pesan dan nilai yang mendalam didalam pertunjukannya, atau bisa juga membentuk sebuah cerita yang absurd mengandung arti, atau juga hanya menjadi sebuah hiburan semata. Para praktisi kabaret Bandung di kota Bandung menyebutnya sebuah pertunjukan kesenian modern baru yang berasal dari kota Bandung yang akan terus semakin berkembang seiring bertambahnya kreatifitas di setiap tahun ketahunnya, sehingga mereka namakan Kabaret Bandung. 

Bisa dibilang Kabaret Bandung adalah nama dari pertunjukan teater komedi yang terlahir di Kota Bandung walaupun sudah berkembang keluar Bandung, dan saat ini pertunjukan Kabaret Bandung adalah pertunjukan komedi modern yang mampu menampilkan kreatifitas dan mengandung parodi/komedi dan dapat menggabungkannya dengan segala jenis pertunjukan kedalam sebuah pentas yang dinamis

Penjelasan mengenai cabaret

Kabaret adalah bentuk seni pertunjukan yang menggabungkan musik, komedi, tari, drama, dan monolog dalam suasana yang intim dan interaktif. Biasanya, pertunjukan kabaret diadakan di tempat-tempat seperti kafe, klub malam, atau teater kecil, di mana penonton duduk dekat dengan panggung sambil menikmati minuman atau makanan. Kabaret dikenal karena fleksibilitasnya, memungkinkan berbagai bentuk ekspresi seni untuk digabungkan dalam satu acara. Pertunjukan kabaret sering berlangsung di tempat yang kecil dan suasana yang akrab. 

Penonton dapat berinteraksi langsung dengan para pemain, yang membuat suasana lebih santai dan tidak terlalu formal. Para pemain sering berbicara atau bercanda langsung dengan penonton, menciptakan rasa keterlibatan. Kabaret memberikan kebebasan bagi para pemain untuk berimprovisasi, menjadikannya pertunjukan yang selalu segar dan berbeda setiap kali diadakan. Seniman kabaret sering kali harus cepat beradaptasi dengan respons penonton, yang menambah unsur spontanitas dalam pertunjukan.

Jenis-jenis Kabaret

Musical Cabaret: Fokus pada musik, sering kali dengan penyanyi solo atau band kecil yang memainkan lagu-lagu populer atau lagu-lagu orisinal yang humoris dan menghibur.

Comedy Cabaret: Menekankan komedi, baik dalam bentuk sketsa, stand-up comedy, parodi, atau monolog yang mengandung humor.

Drag Cabaret: Melibatkan penampilan dari drag queen atau drag king, yang sering memadukan musik, tarian, komedi, dan parodi dengan kostum yang flamboyan dan menarik.

Political Cabaret: Lebih fokus pada kritik sosial dan politik, menggunakan satire dan humor untuk menyampaikan pesan-pesan yang kritis dan provokatif.

Pengaruh dan Popularitas

Kabaret memiliki pengaruh besar dalam budaya populer, terutama dalam cara menampilkan seni yang bebas, kreatif, dan sering kali provokatif. Bentuk hiburan ini juga menjadi inspirasi untuk berbagai acara televisi, film, dan pertunjukan teater lainnya yang menggabungkan musik, humor, dan narasi kritis. Contoh terkenal dalam budaya populer termasuk film Cabaret (1972) yang menggambarkan kehidupan kabaret di Berlin pada tahun 1930-an.

Kritik popular dalam pertunjukan cabaret

Kabaret terkenal dengan keberaniannya untuk mengangkat topik-topik sensitif atau kontroversial melalui humor satir. Kritik populer sering memuji pertunjukan yang berani mengeksplorasi isu-isu politik, sosial, atau budaya dengan cara yang lucu dan cerdas. Namun, pertunjukan yang terlalu provokatif atau menyinggung bisa mendapatkan kritik negatif karena dianggap melampaui batas. Ada juga kritik terhadap bagaimana beberapa pertunjukan harus mengkompromikan kebebasan berekspresi karena tekanan sensor atau kekhawatiran tentang reaksi penonton. Pertunjukan yang berani menyentuh isu-isu sensitif tanpa mengorbankan elemen hiburan biasanya mendapat apresiasi lebih.

Salah satu elemen paling dihargai dalam kabaret adalah kemampuan untuk menyampaikan humor yang cerdas dan segar. Kritik populer sering memuji pertunjukan yang bisa membuat penonton tertawa tanpa menggunakan lelucon yang klise atau berlebihan. Sebaliknya, kabaret yang humorisnya terlalu kasar atau tidak sesuai dengan konteks bisa mendapat kritik karena dianggap tidak efektif atau bahkan ofensif. Humor yang baik dalam kabaret tidak hanya tergantung pada materi tetapi juga pada timing atau waktu penyampaiannya. Kritik sering menyoroti keterampilan para pemain dalam menggunakan timing komedi dengan baik untuk memaksimalkan efek tawa.

Judul Pertunjukan: "Satire Malam Ini"

  • Kekuatan Tema dan Humor, Menutut Kritik positif:

"Satire Malam Ini" berhasil menampilkan humor yang cerdas dan relevan, mengemas isu-isu sosial yang kompleks menjadi lelucon yang segar dan tajam. Pertunjukan ini mampu menertawakan absurditas politik tanpa terlihat terlalu memihak, menjadikan humor yang disampaikan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Para pemain menunjukkan kepiawaian mereka dalam menggabungkan sindiran tajam dengan komedi slapstick, menciptakan keseimbangan yang pas antara hiburan ringan dan pesan mendalam.

  • Menurut Kritik negatif:

Meskipun banyak lelucon yang berhasil mengundang tawa, beberapa segmen terasa terlalu kasar dan tidak sensitif. Humor tentang stereotip tertentu bisa jadi menyinggung sebagian penonton, dan ini merusak suasana keseluruhan yang seharusnya lebih inklusif dan cerdas.

  • Interaksi dengan Penonton, Menutut Kritik positif:

Salah satu kekuatan terbesar dari "Satire Malam Ini" adalah interaksi langsung dengan penonton. Pemain-pemainnya tahu persis bagaimana membangun keakraban dan membuat penonton merasa terlibat dalam setiap momen. Improvisasi yang dilakukan secara spontan memperlihatkan kemampuan aktor untuk menyesuaikan diri dengan reaksi penonton, sehingga setiap malam terasa berbeda dan segar.

  • Menurut Kritik negatif:

Namun, ada beberapa momen di mana interaksi terasa canggung, terutama saat ada upaya memaksa penonton untuk ikut serta dalam sketsa yang tidak semua orang merasa nyaman. Beberapa bagian terasa dipaksakan, dan ini menyebabkan jeda yang mengganggu kelancaran pertunjukan.

  • Struktur dan Alur Pertunjukan, menurut Kritik positif:

Pertunjukan ini memiliki alur yang terstruktur dengan baik, di mana setiap segmen mengalir mulus dari satu sketsa ke sketsa lainnya. Transisi antar nomor sangat lancar, membuat penonton terus terpaku tanpa merasa bosan. Penyusunan cerita yang terhubung antar sketsa juga menjadi nilai tambah, menunjukkan perhatian terhadap detail dalam perancangan naskah.

  • Menurut Kritik negatif:

Meski secara keseluruhan alurnya berjalan dengan baik, ada beberapa bagian yang terasa terlalu panjang dan tidak memiliki kaitan yang jelas dengan tema utama. Hal ini membuat beberapa segmen terasa seperti filler yang tidak perlu, merusak ritme pertunjukan.

  • Pemanfaatan Musik dan Teknologi,menurut Kritik positif:

Pertunjukan ini menggunakan musik live yang luar biasa, dengan aransemen yang mendukung suasana setiap sketsa. Teknologi proyeksi visual juga dimanfaatkan dengan baik untuk memberikan efek tambahan yang memperkaya pengalaman penonton. Inovasi ini membuat kabaret terasa lebih modern dan segar, tanpa menghilangkan kesan klasiknya.

  • Menurut Kritik negatif:

Sayangnya, ada beberapa momen di mana suara musik terlalu keras, sehingga dialog aktor tidak terdengar dengan jelas. Beberapa efek visual juga terasa berlebihan, yang malah mengganggu ketertarikan penonton pada aksi para pemain di panggung.

  • Kritik keilmuan

Menyampaikan kritik keilmuan dalam pertunjukan kabaret membutuhkan pendekatan yang terstruktur dan analitis, namun tetap mempertahankan elemen yang menyenangkan dan menghibur. Kritik keilmuan biasanya bersifat objektif, mendalam, dan berbasis pada teori atau prinsip-prinsip pertunjukan, yang meliputi:

  • Cara Menyampaikan Kritik Keilmuan dalam Pertunjukan Kabaret:

Analisis Berdasarkan Teori atau Konsep Keilmuan

Gunakan teori atau konsep dari studi teater atau seni pertunjukan untuk menganalisis kabaret. Misalnya, teori tentang struktur naratif, komedi, penggunaan ruang, atau peran karakter.

Pastikan kritik tidak hanya subjektif tetapi berbasis pada prinsip-prinsip seni pertunjukan yang sudah dikenal, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan mudah dipahami oleh penerima kritik.

Gunakan Bahasa yang Jelas dan Lugas

Sampaikan kritik dengan bahasa yang jelas, lugas, dan menghindari kata-kata yang terlalu teknis jika audiensnya adalah publik umum. Namun, jika kritik ditujukan kepada seniman atau tim produksi, menggunakan istilah teknis dengan penjelasan yang tepat dapat membantu pemahaman yang lebih dalam.

Keseimbangan antara Kekuatan dan Kelemahan

Kritik yang efektif harus mencakup pujian terhadap aspek yang kuat dari pertunjukan dan juga analisis kelemahan yang perlu diperbaiki. Ini menunjukkan penilaian yang adil dan tidak semata-mata kritis.

Berikan Rekomendasi atau Solusi

Selain mengidentifikasi kelemahan, berikan solusi atau saran yang spesifik. Ini menunjukkan bahwa kritik bertujuan untuk membangun dan membantu peningkatan kualitas.

Judul Pertunjukan: "Kabaret Aksi dan Reaksi"

  • Struktur Naratif dan Pengembangan Karakter

"Kabaret Aksi dan Reaksi" menghadirkan berbagai sketsa yang mencoba menggambarkan dinamika kehidupan kota modern. Namun, salah satu kelemahannya adalah kurangnya kohesi dalam narasi antara sketsa. Berdasarkan teori naratif Stanislavski, keterhubungan antar aksi penting untuk menciptakan alur yang lebih mengalir. Dalam pertunjukan ini, sketsa seringkali terasa seperti kumpulan potongan yang terpisah, tanpa benang merah yang jelas. Akan lebih baik jika cerita yang dibawakan di awal bisa diolah kembali di segmen-segmen berikutnya, sehingga memberikan kesan bahwa ada narasi yang berkesinambungan."

  • Penggunaan Humor Satir dan Efektivitas Penyampaian Pesan

"Pertunjukan ini mencoba menggunakan humor satir untuk menyampaikan kritik sosial, terutama tentang ketidakadilan ekonomi. Secara teori, satir yang baik harus mampu menggabungkan humor dengan pemikiran kritis yang tajam. Di sini, meski ada beberapa lelucon yang cerdas, beberapa sketsa gagal menyampaikan pesan yang jelas, sehingga terasa hanya sebagai hiburan tanpa makna. Sebagai contoh, pada segmen tentang 'bos korporasi rakus', karakter tidak dikembangkan secara komprehensif untuk menonjolkan ketimpangan yang ingin dikritik. Mengacu pada konsep satir Aristofanian, memperdalam karakter bisa membuat pesan lebih kuat tanpa mengurangi sisi hiburannya."

  • Tata Panggung dan Penggunaan Ruang

"Desain panggung dalam 'Kabaret Aksi dan Reaksi' cukup minimalis, tetapi mampu mendukung transisi cepat antara sketsa. Dalam konteks kabaret, ini adalah keuntungan karena memudahkan perpindahan aksi tanpa mengganggu tempo. Namun, tata letak beberapa properti sering kali menghalangi gerakan pemain, yang menurut teori blocking dan staging bisa mengurangi efektivitas visual. Panggung yang lebih lapang, dengan fokus pada penggunaan area tengah, akan membantu menarik perhatian penonton lebih baik, sesuai dengan prinsip pusat visual dalam seni pertunjukan."

  • Musik dan Efek Suara sebagai Elemen Pendukung

"Musik dan efek suara memainkan peran penting dalam pertunjukan kabaret ini, menciptakan suasana yang mendukung tema. Namun, ada beberapa segmen di mana volume musik terlalu dominan dan menenggelamkan dialog, yang mengacu pada teori sound design dapat merusak narasi verbal. Penyesuaian volume dan pemilihan momen yang tepat untuk menggunakan efek suara akan membantu menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara aksi panggung dan elemen auditori."

  • Interaksi dengan Penonton dan Improvisasi

"Kabaret adalah seni yang banyak bergantung pada improvisasi dan interaksi langsung dengan audiens. Dalam pertunjukan ini, momen-momen improvisasi terasa segar dan berhasil membangun suasana akrab. Namun, ada kalanya interaksi terasa terputus-putus, membuat ritme pertunjukan tidak konsisten. Berdasarkan teori improvisasi Keith Johnstone, penting bagi para pemain untuk tetap menjaga kelancaran dialog, bahkan saat menanggapi reaksi tak terduga dari penonton. Ini dapat dicapai dengan latihan yang lebih banyak dalam teknik improvisasi sehingga respons mereka tetap organik dan tidak terkesan mengulur waktu."

Kesimpulan

Kritik keilmuan dalam pertunjukan kabaret seperti contoh di atas menunjukkan penggunaan prinsip-prinsip teori teater untuk mengevaluasi elemen-elemen kunci dari sebuah pertunjukan. Ini mencakup kekuatan yang dapat dipertahankan serta kelemahan yang perlu diperbaiki, dengan memberikan saran atau solusi spesifik untuk peningkatan kualitas. Hal ini tidak hanya membantu penonton memahami aspek teknis dari seni kabaret, tetapi juga memberikan masukan yang konstruktif kepada seniman dan tim kreatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun