Mohon tunggu...
ahmad adef
ahmad adef Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasantri (Mahasiswa Santri) Ponorogo, di salah satu kampus pesantren di Ponorogo

Sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki minat dalam observasi lingkungan sekitar dan senang beraktivitas fisik, terutama dalam bidang bela diri. Saya sedang menjelajahi berbagai hobi baru, dengan salah satunya adalah menulis artikel dan esai. Tujuan saya adalah untuk memberikan manfaat kepada banyak orang dengan karya-karya saya, sesuai dengan prinsip "Khoirunnas Anfauhum Linnas".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahun Baru Islam, Suatu Momentum yang Istimewa

6 Juli 2024   22:35 Diperbarui: 6 Juli 2024   22:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu Muharram adalah momentum istimewa yang menandai awal tahun baru dalam kalender Hijriyah. Hari ini menjadi pengingat akan pentingnya waktu dan bagaimana kita memanfaatkannya. Dalam Islam, setiap hari adalah hari-hari Allah yang penuh dengan kesempatan, namun terdapat momentum-momentum tertentu yang memiliki keistimewaan lebih.


Momentum adalah saat yang tepat untuk melakukan sesuatu. Waktu terbagi menjadi tiga: masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu merupakan kenangan dan sejarah, masa kini adalah saat yang sedang kita jalani, dan masa depan adalah harapan dan cita-cita. Kegagalan untuk memanfaatkan masa kini akan mengakibatkan penyesalan terhadap masa lalu, dan ketidak jelasan dalam memandang masa depan.

Masa lalu ditentukan oleh bagaimana kita menjalani masa kini. Jika seseorang menyesali masa lalunya, itu berarti ia menyesali bagaimana ia menghabiskan waktu masa kininya. Oleh karena itu, masa depan kita ditentukan oleh apa yang kita lakukan saat ini. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:

 "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-Asr: 1-3)

Contoh sederhana dari penyadaran momentum adalah perbandingan antara seseorang yang kehilangan sholat dua rakaat sebelum subuh dengan kehilangan laptop. Banyak orang cemas kehilangan benda materi, namun sering abai terhadap kehilangan kesempatan ibadah yang bernilai lebih tinggi di sisi Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan seisinya." (HR. Muslim), namun hal ini  tergantung bagaimana kita melihat momentum tersebut.

Setiap manusia diciptakan dengan potensi yang unik. Allah menciptakan kita dengan kemampuan dan kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Namun, banyak dari kita yang tidak berusaha untuk memahami dan memanfaatkan potensi tersebut dengan serius. "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tin: 4)

Untuk memanfaatkan momentum dengan baik, kita harus merancang amal terbaik yang bisa kita lakukan. Ahsanu amalah berarti amal terbaik yang dirancang dan dilakukan dengan niat yang ikhlas dan penuh perhitungan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

 "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad)

Satu Muharram adalah pengingat pentingnya waktu dan bagaimana kita memanfaatkannya. Dengan menyadari momentum, berkaca dengan masa lalu, menghargai potensi diri, dan merancang amal terbaik, kita dapat mengubah sejarah dan masa depan kita. Semoga kita selalu dalam kebaikan, selalu berkaca pada masa lalu untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk memanfaatkan setiapA momentum dengan sebaik-baiknya dan menjadikan kita insan yang selalu berusaha mencapai ridha-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun