Mohon tunggu...
Ahmad Abdullah
Ahmad Abdullah Mohon Tunggu... -

Jadilah orang yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Debat Seru Fahri Hamzah dan Fajrul

25 Januari 2014   17:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390646332716595295

Berikut ini transkrip cuplikan debat seru antara Fahri Hamzah (F) dan Fajrul Falah (Fj) pada acara Debat Tivi ‘DUEL KANDIDAT’ di TV One.

F : Saya mau jawab dua-duanya karena ini satu nafas pertanyaannya, ini terkait dengan keuangan politik sebetulnya, manajemen keuangan politik, kita tahu bahwa ada persoalan disitu. Tadi Burhan (Burhanuddin Muhtadi) secara ilmiah sudah mengungkapkan tapi sayang ketika menemukan solusi tidak menonjol tapi sinismenya yang terlihat. Kalau dari dua ini saya kira Fajrul lebih sinislah dari Burhan ya (Fajrul & Burhan tertawa), karena tidak mau memberikan solusi, makanya kemudian dukung penangkapan-penangkapan terus tapi nggak pernah ketemu solusinya. Ini orang nanti bikin kita sibuk ya tapi hasil nggak ada gitu lho. Blusukan aja terus tapi nggak ada hasilnya. (hadirin bersorak dan tepuk tangan). Nah sekarang begini, keuangan politik itu tidak bisa tidak harus diatur, ada dua caranya di dunia ini. Kalau anda lihat Negara-negara seperti Jerman karena APBN nya menanggung keuangan politik yang sangat besar, bahkan foundation-foundationnya ditanggung maka tidak ada korupsi politik karena semuanya itu dipakai dan diregulasi dan diatur dipenuhi oleh Negara. Tapi ada cara Negara-negara lain seperti misalnya Amerika Serikat dia membolehkan adanya donasi tetapi direlugasi secara ketat. Itu kesadarannya adalah karena keuangan politik tidak kecil. Nah kita ini sudah tahu keuangan begitu besar tapi tidak pernah mau diatur. Gara-gara tidak mau diatur lalu orang itu mencari uang masing-masing, 560 anggota DPR 560 cara cari uang, habis itu nanti ditangkap-tangkap. Kan yang salahnya dimana, regulasi keuangan. Saya empat kali menginterupsi Menteri Keuangan Kabinet SBY yang pertama dan Kabinet yang sekarang, menginterupsi SBY agar mengatur regulasi keuangan secara transparan termasuk bagaimana uang itu didapat, bagaimana uang itu digunakan, bagaimana uang itu diperiksa dan diaudit, tidak ada perubahan dalam regulasi keuangan. Nah seharusnya kesitu kita focus gitu lho, supaya jangan Anda memaki-maki Partai politik, anda jangan memaki-maki demokrasi sebab kalau anda melakukan itu sama dengan anda mengundang kita ke masa lalu yang sudah kita tinggalkan itu, begitu lho.

Fj : Tidak ada yang memaki-maki partai politik. Fahri, kita sama-sama berjuang untuk menegakkan demokrasi, kita sama-sama berjuang untuk menegakkan partai politik (betullll…teriak hadirin) tapi apa yang hari ini menjadi masalah buat kita adalah ketika orang-orang ingat catat, orang-orang didalam partai politik mempergunakan kekuasaannya untuk salah satu yang paling parah hari ini yang dibicirakan oleh anda berlima adalah menggunakan kekuasaan di parlemen untuk mengambil uang rakyat ini. Saya mau bertanya kepada anda berkali-kali anda ingin mengatakan bubarkan KPK bubarkan KPK, padahal itu prodak dariDPR. Saya ingin Tanya kepada anda bagaimana caranya memberantas korupsi sekarang tanpa KPK.

F : Kasih saya jadi Presiden setahun korupsi akan hilang dari Indonesia (Fajrul, hadirin bersorak dan tertawa). Saya tidak perlu KPK, saya mempunya Kepolisian Republik Indonesia yang 400 ribu aparaturnya. Saya punya jaksa-jaksa yang ratusan ribu jumlahnya.

Fj : Anda sudah 5 tahun jadi anggota DPR, apa yang anda lakukan!

F : O iya saya bukan eksekutif, saya satu orang, saya bukan eksektutif, angkat saya jadi Presiden setahun saja saya bereskan masalah ini semua.

Fj : Anda sama dengan teman-teman di DPR …(dipotong)

F : Masalahnya anda tidak mengerti beda antara legislative dan eksekutif. Anda menganggap legislative itu kayak Presiden, salah bung! Cara berfikir demokrasi anda tidak benar, gitu lho.

Fj : Tidak sama sekali, anda mempunyai kewenangan untuk mengawasinya, anda pernah di Komisi 3!

F : Ya ! siapa yang lebih keras dari anda. Anda belum tentu setelah menjadi anggota DPR bisa keras seperti saya. Saya sudah menjadi anggota DPR saya keras berbicara, iya kan. Sebagai pengawas saya telah melakuan itu! Sebagai pengawas.

________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun