Mohon tunggu...
Ahmada
Ahmada Mohon Tunggu... Guru - Staf Pengajar

Hobi membaca buku sejarah kerajaan di nusantara terlebih Singasari dan Majapahit dan film /drama berlatar kerajaan dan dinasti Ming Tiongkok

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sunan Jati, Putri Hong dan Puteri Sun

12 Januari 2025   15:21 Diperbarui: 12 Januari 2025   17:06 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( dokpri)

Sunan Jati menundukkan kepala sejenak, meresapi pertanyaan itu. "Yang Mulia, perbedaan bukanlah penghalang. Kita semua berasal dari sumber yang sama, dan kita semua mendambakan kedamaian. Saya percaya bahwa setiap orang, di mana pun mereka berada, bisa menerima nilai-nilai kebaikan, kasih sayang, dan keadilan. Tugas kita adalah menyampaikan pesan itu dengan penuh hikmah."

Puteri Sun terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Sunan. Ia merasa ada kedamaian yang luar biasa dalam pertemuan ini, sesuatu yang lebih dari sekadar perbincangan antara dua orang dari latar belakang yang berbeda. Ada ikatan spiritual yang terjalin, sebuah pemahaman bahwa kedamaian bisa tumbuh dari akar yang berbeda-beda, asalkan ditanam dengan kasih dan pengertian.

"Ajaran Anda, Sunan, adalah sesuatu yang dapat memperkaya dunia kita. Kita akan membantu Anda, dan kerajaan kami akan mendukung penyebaran damai yang Anda bawa," kata Permaisuri Sun, suaranya penuh ketulusan.

Sunan Jati tersenyum, dan dengan penuh hormat ia membungkukkan tubuh. "Terima kasih, Yang Mulia. Semoga kedamaian selalu menyertai kita semua."

Malam itu, di bawah cahaya bulan yang lembut, dua dunia yang berbeda saling bersentuhan. Puteri Sun dan Sunan Jati, meskipun berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, menemukan kesamaan dalam tujuan mereka---untuk membawa kedamaian dan

kesejahteraan bagi umat manusia. Kisah pertemuan mereka akan dikenang sebagai sebuah simbol perdamaian antarbangsa, di mana dua hati yang bijaksana bertemu, menyatukan visi untuk masa depan yang lebih baik.

Setelah pertemuan itu, kabar tentang kedatangan Sunan Jati dan pertemuannya dengan Puteri Sun menyebar di kalangan istana dan rakyat. Beberapa menganggapnya sebagai tanda baik bahwa negeri mereka terbuka terhadap kebijaksanaan dari luar, sementara yang lain merasa penasaran dengan ajaran yang dibawa oleh Sunan, ajaran yang mampu memikat perhatian puteri yang bijaksana.

Puteri Sun, terinspirasi oleh percakapan mereka, mengajak para cendekiawan istana untuk mempelajari lebih jauh tentang ajaran-ajaran Islam yang penuh kedamaian. Ia merasa bahwa pemahaman baru ini dapat membawa keseimbangan dan memperkaya spiritualitas di dalam istana. Sunan Jati, dengan penuh kesabaran, mengajarkan beberapa prinsip dasar seperti pentingnya persaudaraan, keadilan, dan kasih sayang antar sesama. Sementara itu, beberapa pejabat istana yang konservatif mengamati perkembangan ini dengan waspada.

Mereka khawatir perubahan yang dibawa oleh Sunan bisa mengganggu tatanan tradisional. Namun, Puteri Sun, dengan kebijaksanaannya, meyakinkan bahwa menerima ilmu dari luar bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan untuk terus belajar dan berkembang. Seiring berjalannya waktu, ajaran Sunan mulai menarik perhatian para pelajar dan pemikir di Tiongkok. Diskusi-diskusi mengenai nilai-nilai kebaikan, kesabaran, dan keadilan menjadi topik yang ramai diperbincangkan di aula istana dan rumah-rumah para cendekiawan. Puteri Sun sendiri terkadang ikut serta dalam diskusi-diskusi tersebut, menunjukkan betapa besar ketertarikannya pada gagasan-gagasan baru.Pada suatu hari, Sunan Jati diundang ke taman istana untuk jamuan kecil yang dihadiri oleh beberapa pemikir istana. Puteri Sun, dalam balutan jubah sutra berwarna gading, tersenyum menyambutnya. "Sunan, apakah Anda merasa bahwa ajaran Anda telah memberi manfaat di sini?" tanyanya dengan tatapan hangat.

Sunan Jati, dengan mata yang berkilat penuh rasa syukur, menjawab, "Yang Mulia, jika satu benih kebaikan dapat tumbuh menjadi pohon yang rindang, maka perjalanan ini sudah lebih dari cukup. Saya melihat bahwa benih itu mulai tumbuh di hati orang-orang yang menerima. " Puteri Sun mengangguk, merasakan kedamaian yang jarang ia rasakan sebelumnya. Ia tahu bahwa di antara dinding istana yang penuh intrik dan kepentingan, ada satu sudut yang kini dipenuhi harapan dan kebijaksanaan yang lahir dari pertemuan dengan Sunan Jati. "Jika dunia kita bisa saling belajar dan berbagi kebaikan," lanjut Sunan, "maka perbedaan di antara kita bukanlah penghalang, melainkan jalan untuk saling melengkapi. "Hari- hari berlalu dengan kedamaian dan rasa ingin tahu yang terus tumbuh. Sunan Jati akhirnya harus kembali ke tanah airnya, membawa serta kenangan manis dan pengalaman berharga dari perjalanannya. Sebelum kepergiannya,

Puteri Sun memberikan sebuah cendera mata berupa ukiran naga dan burung phoenix, simbol harmoni dan kekuatan. "Sunan, bawalah ini sebagai tanda persahabatan dan harapan kami untuk kedamaian yang abadi," kata Puteri Sun. Dengan rasa haru, Sunan Jati menerimanya dan berkata, " Terima kasih, Yang Mulia, biarlah kedamaian yang kita tanam hari ini berbuah di masa depan, menghubungkan generasi yang belum lahir." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun