Mohon tunggu...
Ahmada
Ahmada Mohon Tunggu... Guru - Staf Pengajar

Hobi membaca buku sejarah kerajaan di nusantara terlebih Singasari dan Majapahit dan film /drama berlatar kerajaan dan dinasti Ming Tiongkok

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelarian Sang Ksatria

7 Desember 2024   17:19 Diperbarui: 9 Desember 2024   16:03 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tepi Sungai Brantas, perang besar pecah. Pasukan Mongol dan bala tentara Raden Wijaya menyerbu Kediri dengan dahsyat. Bendera Jayakatwang jatuh, dan istananya hancur menjadi abu. Setelah kemenangan itu, Raden Wijaya dengan cerdik memanfaatkan kelemahan pasukan Mongol yang lengah. Ia menyerang mereka dan memaksa mereka mundur dari tanah Jawa.  

Setelah kemenangan tersebut, Raden Wijaya kembali ke hutan Tarik, tempat ia mempersiapkan fondasi sebuah kerajaan baru. Di sanalah ia menanam bibit pohon maja, simbol kebangkitan dan ketahanan. Dengan restu dari Arya Wiraraja, ia mendirikan sebuah kerajaan bernama Majapahit.  

“Kerajaan ini,” ujar Raden Wijaya kepada para pengikutnya, “akan menjadi simbol dari kebangkitan dan kesetiaan kepada leluhur. Majapahit akan membawa kejayaan lebih besar daripada yang pernah ada sebelumnya.”  

Di bawah bayangan pohon maja, Raden Wijaya berdiri tegak, memandang ke cakrawala. Ia tahu perjalanannya belum selesai. Namun, dengan keyakinan dan kecerdasan, ia telah membuktikan bahwa seorang ksatria sejati tidak hanya bertempur dengan pedang, tetapi juga dengan akal dan keberanian.  

***  

Penutup

Cerita ini mengingatkan kita bahwa kebangkitan sering kali dimulai dari kehancuran. Sebagaimana Raden Wijaya membangun Majapahit dari reruntuhan Singhasari, kita pun dapat bangkit dari segala keterpurukan dengan tekad, keberanian, dan kecerdasan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun