Mohon tunggu...
Amadou Rizuka
Amadou Rizuka Mohon Tunggu... -

PNS di Jogja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berdebar Menanti Mesir

28 Januari 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Krisis di Tunisia benar-benar seperti bom atom. Merambat dengan cepat, menginspirasi negara-negara arab di sekitarnya, sampai-sampai metode bakar diri seorang pedagang sayurnya yang jadi pemicu ikut-ikutan diadopsi juga. Tercatat Mesir, Aljazair, Saudi Arabia, Yordania, dan Yaman benar-benar bersiaga dari demam "people power" ini.

Tetapi yang paling fenomenal saat ini adalah Mesir! Agaknya negara ini yang paling akut terjangkit "virus Tunisia" saat ini. Negeri yang dikenal sebagai pusat intelektual Arab ini sejak zaman kuno ribuan tahun lalu memang peradabannya sudah unggul, juga sering menjadi rebutan negara-negara super power di sekitarnya dari zaman ke zaman.

Mesir terkini strategis karena memegang beberapa kata kunci beberapa persoalan dunia. Diantaranya adalah konflik Israel-Palestina, kebangkitan Islam di tanah Arab, tonggak pengaruh Amerika, maupun persoalan-persoalan menyangkut hubungan antar-agama di dunia.

Bila Mesir "sukses" untuk bergolak dan Husni Mubarok jatuh, maka dunia hari ini akan tampak berbeda dari sebelumnya. Ini seperti mengguyur galonan bensin di tengah ledakan api. Meledak tak terkendali!

Well, tentu saja pihak Barat dan Israel tidak akan berdiam diri di saat-saat kritis begini. Tapi kita lihat saja perkembangannya siang ini. Selepas shalat Jumat siang ini konon akan ada aksi massa terbesar. Pihak oposisi utama Ikhwanul Muslimin telah menyatakan akan ambil bagian, demikian pula Mohamed Elbaradei, mantan Dirut Lembaga Atom Internasional, yang dijadikan ikon oposisi.

Bagaimana kelanjutannya? Para pengamat akan menantinya dengan berdebar-debar. Yang jelas, dunia arab sudah jenuh dengan pemimpin otoriter, korup, dan pro-Israel!

Demikian sekilas pengamatan.. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun