Heat (1995) yang disutradarai oleh Michael Mann adalah salah satu film yang sangat dihargai dalam dunia perfilman. Film ini mempertemukan dua legenda Hollywood, Al Pacino dan Robert De Niro, dalam peran yang sangat ikonik, masing-masing sebagai polisi dan perampok. Heat tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga memperoleh pujian kritis karena kedalaman karakter, sinematografi, dan struktur cerita yang unik.
Sebelum Heat menjadi fenomena besar, ide awal film ini sudah ada dalam benak Michael Mann sejak tahun 1980-an. Pada saat itu, Mann bekerja pada film Manhunter (1986). Film Heat pada dasarnya juga adalah pengembangan dari sebuah proyek televisi yang ditulis oleh Michael Mann pada tahun 1989 berjudul L.A. Takedown. Sebelum Heat dibuat, Mann menulis dan menyutradarai L.A. Takedown, yang memiliki premis serupa, namun versi tersebut lebih terbatas dan kurang memukau dibandingkan dengan Heat yang kemudian dirilis.
Michael Mann menulis skenario film Heat dengan perhatian yang sangat detail terhadap karakter-karakternya. Setiap karakter dalam Heat memiliki latar belakang, motivasi, dan konflik internal yang dalam. Hal ini membuat film ini lebih dari sekadar film aksi biasa, tetapi juga sebuah studi karakter.
Pemeran utama dalam film ini adalah Al Pacino (sebagai Vincent Hanna, detektif kepolisian) dan Robert De Niro (sebagai Neil McCauley, seorang perampok profesional). Selain itu, Mann memilih aktor-aktor pendukung yang juga memiliki kemampuan luar biasa, termasuk Val Kilmer, Jon Voight, Tom Sizemore, dan Diane Venora, untuk mengisi berbagai peran penting dalam cerita.
Sebagian besar film Heat syutingnya di Los Angeles, yang menjadi latar utama cerita. Los Angeles memberikan latar yang sangat cocok untuk menggambarkan ketegangan antara dunia kriminal dan aparat penegak hukum. Beberapa lokasi ikonik yang menjadi tempat syuting antara lain Downtown Los Angeles, banyak adegan yang melibatkan perampokan dan pengejaran terjadi di sini. Venice Beach, tempat di mana karakter Neil McCauley dan Chris Shiherlis (diperankan oleh Val Kilmer) bertemu dan membahas rencana mereka. LAPD Headquarters, kantor pusat kepolisian Los Angeles juga menjadi yang memberikan kesan otentik pada penggambaran dunia kepolisian.
Salah satu adegan paling terkenal dalam film ini adalah bank heist (perampokan bank) dan kejar-kejaran yang terjadi setelah itu. Proses pengambilan gambar untuk adegan ini sangat kompleks, melibatkan koordinasi antara aktor, stuntman, serta tim teknis. Adegan ini terkenal karena intensitas dan realisme yang ditampilkan.
Adegan baku tembak dalam film ini sangat intens dan membutuhkan perhatian penuh pada keamanan. Sejumlah senjata api asli digunakan dalam film ini, dan latihan ekstensif dilakukan untuk memastikan bahwa para aktor dapat menggunakan senjata dengan benar dan aman selama pengambilan gambar.
Syuting Heat memakan waktu lebih dari 100 hari. Salah satu momen paling legendaris dalam film ini adalah adegan percakapan antara karakter Vincent Hanna dan Neil McCauley. Faktanya, Pacino dan De Niro tidak pernah berhadapan langsung di layar hingga adegan ini. Meskipun mereka berdua muncul dalam The Godfather Part II (1974), mereka tidak pernah berada dalam adegan yang sama. Ini menjadi salah satu alasan mengapa adegan ini begitu ikonik dan dihargai oleh penggemar.
Musik dalam Heat disusun oleh Elliot Goldenthal, yang memberikan suasana gelap dan menegangkan sepanjang film. Musik ini sangat penting untuk mengiringi ketegangan yang ada, terutama dalam adegan-adegan dramatis dan aksi. Michael Mann juga dikenal dengan kemampuannya dalam memilih musik yang pas untuk mendukung atmosfer dalam film.
Heat memiliki anggaran produksi sekitar $60 juta USD, yang pada masa itu merupakan angka yang cukup besar untuk sebuah film aksi. Namun, film ini berhasil mendapatkan pendapatan lebih dari $180 juta di box office dunia, menjadikannya sukses komersial.
Setelah dirilis, Heat menjadi salah satu film paling berpengaruh dalam genre crime dan thriller. Banyak sutradara dan pembuat film mengakui pengaruh film ini, baik dalam cara menggambarkan karakter, pengambilan gambar, maupun struktur cerita yang lebih kompleks. Bahkan film-film kriminal modern sering merujuk atau dipengaruhi oleh Heat, baik dalam aspek cerita atau visual.
Setelah Heat, Pacino dan De Niro bermain film bersama dalam Righteous Kill (2008). Dalam film ini, Pacino dan De Niro berperan sebagai dua detektif polisi yang sedang menyelidiki serangkaian pembunuhan. Mereka bekerja bersama untuk mencari pembunuh yang selalu meninggalkan petunjuk di setiap tempat kejadian. Meskipun film ini tidak mendapatkan sambutan kritis yang luar biasa, film ini menawarkan kesempatan bagi kedua aktor tersebut untuk kembali bekerja sama dalam peran utama.
Lalu mereka mengulang kebersamaan lagi dalam film The Irishman (2019) karya Martin Scorsese. Kali ini dengan lebih banyak interaksi. De Niro berperan sebagai Frank Sheeran, seorang mafia yang terlibat dalam pembunuhan Jimmy Hoffa (diperankan oleh Pacino). Film ini menggabungkan keduanya dalam kisah yang panjang dan penuh intrik, serta menunjukkan kerja sama mereka dalam konteks mafia dan sejarah Amerika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H