First Blood (1982) adalah film yang mengubah karier Sylvester Stallone dan melahirkan salah satu karakter paling ikonik dalam sejarah perfilman: John Rambo. Diadaptasi dari novel First Blood karya David Morrell, film ini disutradarai oleh Ted Kotcheff dan menjadi film yang tidak hanya populer, tetapi juga menggugah emosi dan mencerminkan konflik sosial yang mendalam.
Sebagian besar film ini mengambil lokasi di hutan lebat British Columbia, Kanada, yang dikenal dengan medan yang sangat terjal dan cuaca yang tidak menentu. Hutan ini memberikan latar belakang yang sempurna untuk cerita tentang John Rambo yang bertahan hidup di alam liar, tetapi juga menjadi medan penuh tantangan bagi tim produksi.
Cuaca yang tidak dapat diprediksi sering kali mengganggu jadwal syuting. Ada beberapa kali hujan deras yang menghambat pengambilan gambar di luar ruangan. Selain itu, suhu yang dingin, terutama di malam hari, menambah kesulitan bagi kru dan aktor.
Mengangkut peralatan ke lokasi yang terpencil juga menjadi masalah logistik. Untuk mencapai tempat-tempat yang diinginkan untuk syuting, peralatan harus dibawa dengan kendaraan off-road atau bahkan dengan helikopter di beberapa bagian. Kru harus bekerja dengan terbatasnya sumber daya di lokasi yang terpencil, dan ini termasuk masalah pasokan makanan dan penginapan.
Stallone sangat berkomitmen untuk memerankan John Rambo. Karakter Rambo dikenal karena kekuatannya yang luar biasa dan kemampuan bertahan hidup yang ekstrem, dan Stallone melakukan sebagian besar adegan berbahaya itu sendiri. Stallone menjalani banyak adegan aksi yang sangat menuntut fisik. Dia berlatih keras dalam berlari, bertarung, dan teknik bertahan hidup di alam liar.
Rambo juga dikenal dengan tubuh yang kekar dan otot yang terlihat jelas, yang membuat Stallone berlatih keras agar tampak sebanding dengan karakter tersebut. Untuk meningkatkan kekuatan fisiknya, Stallone menjalani program latihan fisik yang ketat. Ia meluangkan waktu untuk belajar tentang teknik survivalism dan belajar menggunakan senjata dengan lebih ahli.
Salah satu adegan paling mengesankan adalah saat Rambo melompat dari tebing ke sungai deras setelah melarikan diri dari kejaran polisi. Stallone melakukan lompatan berbahaya ini sendiri, meskipun sebenarnya adegan itu dirancang untuk stuntman. Sungai yang digunakan untuk adegan ini memiliki arus yang sangat kuat, yang meningkatkan risiko kecelakaan.
Adegan yang tak kalah berbahaya dalam film ini adalah saat John Rambo harus menghadapi sebuah helikopter yang terbang rendah di atasnya. Adegan ini melibatkan sebuah helikopter yang berputar-putar, mendekat dengan cepat, dan memberikan efek dramatik di layar. Untuk merekam adegan ini dengan aman, kru harus sangat berhati-hati dengan pergerakan helikopter dan memastikan bahwa Stallone tidak terluka.
Adegan perkelahian antara Rambo dan polisi lokal juga sangat fisik dan brutal. Dalam adegan ini, Stallone harus berjuang dengan beberapa aktor yang melakukan gerakan kasar. Adegan ini memerlukan pengendalian penuh atas gerakan tubuh dan koordinasi dengan stuntman untuk memastikan bahwa tidak ada yang terluka.
Selain tantangan fisik yang dihadapi Stallone, karakterisasi John Rambo juga memerlukan pendalaman yang besar. Rambo bukan hanya seorang tentara yang terlatih dalam pertempuran, tetapi juga seorang pria yang terluka secara emosional oleh perang dan penolakan masyarakat. Menyampaikan kedalaman karakter ini membutuhkan riset dan persiapan yang mendalam.
First Blood mengangkat isu penting tentang Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau trauma pasca-perang, yang saat itu tidak begitu banyak dibicarakan dalam budaya populer. Stallone menyelami karakter ini dengan sangat mendalam, menggambarkan Rambo sebagai seorang pria yang terperangkap dalam kenangan perang Vietnam dan kesulitan beradaptasi dengan kehidupan pasca-perang.
Stallone mengambil pendekatan yang lebih introspektif dalam memerankan Rambo. Meskipun karakter ini adalah seorang petarung yang tangguh, Stallone ingin menunjukkan sisi kelemahan dan rasa sakit emosional dari Rambo. Ini terlihat jelas dalam beberapa adegan yang lebih tenang, seperti saat Rambo berbicara tentang masa lalunya atau saat ia menghadapi ketidakadilan.
Pada awalnya, film ini direncanakan untuk menjadi adaptasi yang lebih setia terhadap novel David Morrell, yang menggambarkan Rambo sebagai karakter yang lebih gelap dan lebih brutal. Namun, untuk membuat film ini lebih komersial, naskah mengalami beberapa perubahan, dan Rambo diposisikan sebagai pahlawan yang lebih simpatik, meskipun masih sangat keras dan tangguh.
Setelah dirilis, First Blood meraih kesuksesan besar di box office, dengan pendapatan lebih dari $125 juta di seluruh dunia. Film ini juga diakui karena berhasil mengangkat isu-isu penting seperti PTSD dan dampak sosial dari perang, yang sangat relevan pada waktu itu. Kesuksesan ini membuka jalan bagi sekuel-sekuel Rambo yang lebih besar dan lebih dramatis, yang menjadi bagian penting dalam budaya pop.
First Blood tidak hanya melahirkan waralaba Rambo, tetapi juga mengubah cara karakter pahlawan aksi digambarkan dalam film Hollywood. John Rambo menjadi simbol kekuatan, ketahanan, dan kedalaman emosional, dan film ini menginspirasi banyak film aksi yang mengikuti jejaknya. Karakter Rambo menjadi simbol bagi para veteran perang yang berjuang menghadapi dampak sosial dan psikologis dari pengalaman mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H