Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Doa dan LOA

24 November 2024   13:14 Diperbarui: 24 November 2024   13:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, syukur dan keikhlasan. Baik dalam doa maupun LOA, rasa syukur dan keikhlasan memiliki peranan penting. Dalam Islam, setelah berdoa, umat diajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan, sebagaimana disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 7: "Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." LOA juga mengajarkan rasa syukur atas apa yang telah diterima, karena rasa syukur menarik lebih banyak hal positif ke dalam hidup kita.

Dalam konteks doa, banyak juga penelitian yang menunjukkan bahwa harapan dan doa dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Dalam sebuah penelitian oleh Emmons dan McCullough (2003), ditemukan bahwa individu yang secara teratur mempraktikkan rasa syukur dan doa mengalami peningkatan kesejahteraan psikologis dan fisik.

Meskipun ada banyak kesamaan dalam konsep dasar antara doa dan LOA, ada juga perbedaan yang mendasar. Dalam LOA, energi dan pikiran kita menjadi pusat dari segala perubahan yang kita inginkan. Adapun dalam Islam, doa adalah bentuk komunikasi seorang hamba dengan Allah SWT, dimana hamba tersebut meyakini kekuasaan-Nya sebagai sumber segala sesuatu, dan tawakkal (berserah diri kepada Allah) setelah berdoa adalah bagian dari keimanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun