Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film

Terinspirasi dari Pembunuh Berantai Asli

20 November 2024   12:57 Diperbarui: 20 November 2024   13:13 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
maternaldisaster.com

The Texas Chain Saw Massacre (1974) adalah salah satu film horor yang paling berpengaruh dalam sejarah perfilman, sering dianggap sebagai tonggak dalam genre slasher. Walaupun pada awalnya dirilis dengan anggaran yang sangat terbatas dan sambutan yang minimal, film ini berkembang menjadi kultus klasik yang memengaruhi banyak pembuat film dan menciptakan jejak sejarah yang mendalam.

Ide film ini muncul dari imajinasi Tobe Hooper, seorang sutradara muda yang memiliki latar belakang di dunia dokumenter dan film eksperimen. Karakter Leatherface yang memiliki nama asli Jedidiah Sawyer atau Thomas Hewitt diambil dari Ed Gein, pembunuh berantai asal Wisconsin pada tahun 1950-an. Gein terlibat dalam pembunuhan dan pencurian mayat, serta mengubah tubuh manusia menjadi berbagai macam benda, termasuk pakaian dan perabot rumah tangga, serta topeng dari kulit manusia.

Pada waktu itu, Hooper merasa bahwa film horor yang ada lebih cenderung menggunakan ketakutan psikologis atau supernatural. Hooper ingin membuat sesuatu yang lebih nyata, lebih kasar, dan lebih menakutkan, dengan fokus pada kekerasan fisik dan ketegangan yang nyata.

Naskah film ini ditulis oleh Tobe Hooper dan Kim Henkel. Proses penulisan naskah berlangsung cukup cepat. Hooper dan Henkel bekerja sama dalam menciptakan cerita yang berfokus pada sekelompok remaja yang diserang oleh keluarga kanibal di daerah terpencil Texas.

Film ini diproduksi dengan anggaran sekitar $140.000, sangat kecil dibandingkan dengan anggaran film-film horor besar pada masa itu. Syutingnya mengambil tempat di pedesaan Texas, dan sebagian besar syuting dilakukan di area sekitar Austin, Texas, di lokasi yang terisolasi. Untuk menciptakan atmosfer yang gelap dan tertekan, banyak adegan yang diproduksi di rumah tua yang dianggap angker.

Tobe Hooper memilih para pemain sebagian besar dari kalangan aktor yang kurang dikenal atau bahkan tanpa pengalaman film sama sekali. Karakter utama, Sally Hardesty, dimainkan oleh Marilyn Burns, yang dikenal karena penampilannya yang penuh emosi dan teriakan ketakutan yang autentik. Dalam beberapa adegan kejar-kejaran, dia benar-benar lari dan teriak tanpa henti, yang membuatnya sangat kelelahan. Pengalaman ini menjadikannya sebagai salah satu karakter wanita yang paling dihormati dalam genre horor.

Karakter Leatherface diperankan oleh Gunnar Hansen, seorang aktor asal Islandia yang diharapkan dapat memberi tubuh besar dan gerakan yang menakutkan. Gunnar mengungkapkan bahwa kostum kulit yang ia kenakan sangat berat dan tidak nyaman. Ia harus mengenakan topeng kulit manusia dan pakaian kulit yang menyebabkan rasa gerah dan ketidaknyamanan ekstrem, sehingga mempengaruhi pergerakan dan ketangkasan tubuhnya. Namun, dia mengatakan bahwa ketidaknyamanan ini justru membantu menciptakan perasaan klaustrofobia yang mengerikan pada karakter tersebut.

Syuting dimulai pada bulan mei 1973 dan berlangsung selama sekitar satu bulan di bawah kondisi yang sangat menantang. Suhu di Texas sangat panas mencapai sekitar 100F (38C), yang membuat para aktor dan kru bekerja di bawah kondisi yang sangat melelahkan. Cuaca panas membuat pengambilan gambar menjadi lebih sulit dan tidak nyaman.

Hooper dan timnya lebih sering menggunakan pendekatan yang sangat bebas dalam pembuatan film ini. Misalnya, banyak adegan yang tidak direncanakan dengan detail, dan ada banyak improvisasi, terutama dalam adegan kejar-kejaran atau saat aktor mengalami ketegangan fisik yang ekstrem. Dalam beberapa adegan, darah dan kotoran digunakan dalam jumlah banyak untuk menambah atmosfer kekejaman yang diinginkan.

Musik dalam film ini minimalis, dengan penggunaan suara latar yang berlebihan dan suara ketegangan yang mendalam. Salah satu yang paling mencolok adalah suara mesin gergaji yang digunakan dalam adegan-adegan kunci. Suara tersebut menjadi sangat identik dengan film ini.

Setelah film selesai, The Texas Chain Saw Massacre dirilis pada 1 Oktober 1974. Film ini pertama kali mendapat sambutan yang beragam. Banyak penonton merasa terkejut dengan tingkat kekerasan dan atmosfer yang menekan, namun ada juga yang mengkritik kekerasan tersebut sebagai eksploitasi. Film ini awalnya dilarang di beberapa negara dan didapatkan rating R karena kekerasannya, meskipun pada akhirnya mendapat pengakuan sebagai salah satu film horor terbaik sepanjang masa.

Seiring berjalannya waktu, film ini mendapatkan popularitas yang semakin meningkat. The Texas Chain Saw Massacre mendapat ulasan positif dari banyak kritikus dan menjadi film yang sangat dihormati di dunia horor. Pada akhirnya, film ini berhasil mengumpulkan lebih dari $30 juta di box office, sebuah pencapaian luar biasa dengan anggaran yang sangat rendah.

The Texas Chain Saw Massacre adalah contoh nyata dari keberhasilan dalam membuat film horor dengan anggaran terbatas namun penuh dengan inovasi dan dampak budaya. Proses produksinya yang penuh tantangan dan kesulitan memberikan hasil yang sangat memuaskan, menciptakan sebuah film yang tidak hanya menakutkan tetapi juga menggugah pemikiran. Dengan karakter ikonik seperti Leatherface dan atmosfer yang mencekam, film ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perfilman horor hingga kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun