Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi Buruk dan Adab Tidur Menurut Rasulullah

15 November 2024   05:22 Diperbarui: 15 November 2024   09:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Islam, mimpi dipandang sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan spiritual dan komunikasi antara individu dengan dunia gaib. Ada tiga jenis mimpi yang disebutkan dalam ajaran Islam. Pertama, mimpi baik (datang dari Allah). Mimpi yang memberikan rasa nyaman, kebahagiaan, atau petunjuk yang baik. Kedua, mimpi buruk (datang dari setan). Mimpi yang menakutkan atau mengganggu. Mimpi buruk ini dianggap datang dari setan atau was-was (bisikan) yang bisa mempengaruhi pikiran kita. Ketiga, mimpi tak bermakna (datang dari pikiran dan perasaan seseorang). Mimpi yang berkaitan dengan kekhawatiran atau perasaan seseorang yang tidak terhubung langsung dengan dunia spiritual atau gaib.

Rasulullah saw bersabda, "Mimpi yang baik, datangnya dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk datangnya dari setan. Siapa saja yang bermimpi perkara yang tidak disukainya, maka meludah kecil ke arah kirinya sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan dari setan, maka mereka tidak bisa memberikan mudarat." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam Islam, mimpi buruk dapat dihindari dengan menjaga adab tidur yang baik. Berwudhu sebelum tidur, membaca Ayat Kursi, berdoa, berbaring pada sisi kanan tubuh, dan berdzikir. Nabi Muhammad saw mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan fisik dan spiritual sebelum tidur, serta meminta perlindungan dari Allah agar kita tidur dalam keadaan aman, tenteram, dan terlindungi dari segala hal buruk, termasuk mimpi yang menakutkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun