Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis skenario film alumni Madinah yang berbisnis e-book. Tersedia buku-buku religi, motivasi, misteri, family dll. Untuk pemesanan silahkan ke https://lynk.id/ahmadrmadani. Terima kasih sudah mampir dan membaca karya tulis saya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diet Selang-Seling dan Puasa Nabi Daud

14 November 2024   08:21 Diperbarui: 14 November 2024   08:25 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://contrave.com

Intermittent Fasting (IF) adalah salah satu metode diet dengan cara berpuasa selang-seling. Diet ini telah menjadi salah satu tren kesehatan yang sangat populer dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang yang mengadopsinya untuk menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan metabolik, dan bahkan memperpanjang usia.

Diet selang-seling adalah pola makan yang melibatkan periode puasa bergantian dengan periode makan. Tujuannya bukan hanya untuk mengontrol asupan kalori, tetapi juga memberikan waktu bagi tubuh untuk menjalani proses regenerasi, detoksifikasi, dan perbaikan sel.

Diet ini memberikan tubuh waktu untuk 'beristirahat' dari proses pencernaan yang terus-menerus, memungkinkan tubuh untuk fokus pada perbaikan dan pembaruan sel, serta mengoptimalkan proses metabolisme.

Menariknya, praktik diet ini tidak hanya ditemukan dalam ilmu medis modern, tetapi juga memiliki akar yang sangat kuat dalam ajaran Islam, khususnya dalam bentuk puasa yang diajarkan oleh Nabi Daud as, istilah dalam program dietnya adalah alternate day fasting (ADF). Ada lima jenis IF, salah satunya adalah ADF.

Pola diet IF dilakukan dengan berpuasa dalam jangka waktu tertentu, seperti 12--40 jam. Selama berpuasa, kita diperbolehkan minum air putih atau minuman bebas kalori lainnya. Setelah berpuasa, kita bisa mengonsumsi makanan sehat dengan porsi normal.

Pada metode ADF, kita makan secara normal pada satu hari, dan pada hari berikutnya kita berpuasa atau makan dengan porsi kecil (kurang dari 500 kalori). ADF diyakini efektif menjaga kesehatan jantung, terutama bagi penderita obesitas. Namun, metode ini tidak disarankan untuk pemula karena berisiko tidak mendapatkan cukup nutrisi yang dapat memperburuk kesehatan sistem imun.

Baik puasa Nabi Daud maupun IF dan ADF memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bedanya, puasa Nabi Daud merupakan anjuran dalam agama Islam, sedangkan IF dan ADF merupakan gaya hidup sehat.

Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Rasulullah saw bersabda, "Dan sebaik-baiknya puasa di sisi Allah adalah puasa Daud." (HR. Bukhari). Puasa Nabi Daud adalah puasa yang dilakukan secara bergantian, yaitu puasa satu hari dan makan pada hari berikutnya. Puasa seperti ini bermanfaat untuk kesehatan tubuh, karena memberi tubuh waktu untuk mencerna makanan dengan lebih baik dan menghindari penumpukan racun.

Ilmu medis modern telah melakukan berbagai penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa diet selang-seling memberikan berbagai manfaat kesehatan, antara lain:

Pertama, menurunkan berat badan dan lemak tubuh. Diet selang-seling dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara mengurangi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, puasa meningkatkan kadar norepinefrin (noradrenalin) dalam tubuh, yang merangsang pembakaran lemak lebih efektif. Selama periode puasa, tubuh juga beralih dari membakar glukosa menjadi membakar lemak untuk sumber energi.

Kedua, meningkatkan sensitivitas insulin. Ketika kita berpuasa, tubuh kita tidak perlu memproses makanan dalam waktu yang lama, sehingga kadar insulin dalam darah dapat menurun. Hal ini sangat bermanfaat untuk mencegah resistensi insulin, yang merupakan salah satu faktor utama penyebab diabetes tipe 2.

Ketiga, perbaikan sel dan autophagy. Puasa dapat merangsang proses yang disebut autophagy, di mana tubuh memecah dan membersihkan sel-sel yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Proses ini sangat penting untuk regenerasi sel dan memperbaiki struktur tubuh.

Keempat, meningkatkan kesehatan otak. Beberapa studi menunjukkan bahwa diet selang-seling dapat meningkatkan kesehatan otak dengan meningkatkan produksi protein yang disebut brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yang mendukung pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel otak. Puasa juga dapat melindungi otak dari kerusakan yang disebabkan oleh stres oksidatif dan peradangan.

Kelima, meningkatkan umur panjang. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa selang-seling dapat memperpanjang usia dengan meningkatkan fungsi metabolisme dan mengurangi risiko penyakit terkait usia. Meskipun penelitian pada manusia masih terbatas, hasil awal menunjukkan bahwa diet ini berpotensi untuk memperpanjang umur dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.

Baik diet selang-seling yang dipraktikkan dalam ilmu medis modern maupun puasa Nabi Daud yang diajarkan dalam Islam memiliki banyak manfaat yang sejalan untuk kesehatan fisik dan mental. Puasa Nabi Daud, yang melibatkan puasa sehari dan berbuka sehari, adalah bentuk diet yang sangat alami dan seimbang, yang juga memiliki nilai spiritual dalam agama Islam. 

Baik dari sudut pandang medis maupun spiritual, kedua pendekatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi tubuh dan jiwa, serta dapat menjadi cara yang sehat dan holistik dalam menjaga keseimbangan hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun