Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Setelah menulis cerpen dan film di Kompasiana (akan dibukukan), sekarang menulis tema religi dan kesehatan. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Adegan Klise dalam Film

21 Oktober 2024   17:47 Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:49 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam industri film, ada banyak adegan yang telah begitu sering digunakan sehingga menjadi klise. Meski demikian, beberapa adegan klise justru berhasil menarik perhatian penonton dan menjadi momen yang ikonik. Artikel ini akan membahas beberapa adegan klise dalam film yang tetap berhasil, lengkap dengan data dan fakta yang mendukung keberhasilannya.

Jalan kaki di pantai atau tempat indah. 

Adegan romantis yang menampilkan pasangan berjalan di pantai atau tempat yang indah menjadi simbol cinta dan kebersamaan. Contohnya La La Land (2016). 

Film musikal ini mengisahkan tentang perjalanan cinta antara Mia (Emma Stone), seorang aktris, dan Sebastian (Ryan Gosling), seorang musisi jazz. La La Land terkenal dengan sinematografi yang menawan dan warna-warna cerah, serta penggunaan musik yang menyentuh. 

Film ini meraih 6 Academy Awards, bahkan menjadi fenomena budaya, menghidupkan kembali minat pada film musikal modern. Gaya dan musiknya tetap dikenang dan menjadi inspirasi bagi banyak pembuat film setelahnya.

Slow motion explosion. 

Salah satu adegan klise yang sering ditemui dalam film aksi adalah ledakan dalam gerakan lambat. Meskipun sudah berulang kali digunakan, adegan ini tetap berhasil memberikan dampak dramatis yang kuat bagi penonton. 

Contoh sukses dari penggunaan adegan ini adalah dalam film The Matrix (1999), ketika Neo menghindari peluru dalam gerakan lambat. Adegan ini menjadi begitu ikonik sehingga terus dikenang oleh para penonton dan sering kali ditiru dalam berbagai parodi dan media lainnya. 

Film The Matrix memenangkan Academy Award untuk kategori Best Visual Effects pada tahun 2000. Adegan ini mempopulerkan teknik 'bullet time', yang kemudian digunakan di banyak film aksi lainnya.

Heroik last stand. 

Adegan terakhir di mana pahlawan berdiri sendirian melawan musuh yang tak terhitung jumlahnya adalah salah satu adegan klise yang sering muncul dalam film laga dan perang. Meskipun begitu, ketika dilakukan dengan benar, adegan ini bisa sangat memikat. 

Contoh yang sukses adalah dalam film 300 (2006), di mana Raja Leonidas dan pasukannya melawan pasukan Persia dalam pertempuran terakhir yang heroik. 

300 meraih pendapatan lebih dari $450 juta di seluruh dunia, menjadikannya salah satu film epik paling sukses dalam sejarah. Gaya visual film ini, yang sangat bergantung pada CGI dan penggunaan warna, membuat adegan pertempuran ini sangat mengesankan secara visual dan tetap dikenang.

Momen 'Rising from the Ashes'. 

Klise tentang tokoh utama yang bangkit kembali setelah tampak kalah atau mati telah digunakan dalam banyak film, tetapi tetap menjadi favorit penonton. 

Contoh suksesnya dapat dilihat dalam Rocky (1976), di mana Rocky Balboa, meskipun babak belur, bangkit kembali dan memberikan pertarungan yang sengit hingga ronde terakhir. Rocky memenangkan tiga Academy Awards, termasuk Best Picture dan Best Director. Momen ini begitu kuat sehingga menjadi simbol perjuangan dan tekad dalam budaya populer, bahkan melahirkan banyak sekuel.

Kematian karakter utama. 

Kematian karakter yang sangat disayangkan sering kali digunakan untuk memberikan motivasi bagi karakter lain untuk tumbuh dan berubah. 

Contoh terbaik adalah Gladiator (2000), film epik sejarah yang disutradarai oleh Ridley Scott. Film ini mengikuti kisah Maximus Decimus Meridius (Russell Crowe), seorang jenderal Romawi yang dikhianati dan dijadikan budak. 

Gladiator dikenal karena sinematografi yang mengesankan, terutama dalam adegan pertarungan di arena. Desain produksi dan kostum yang detail berhasil menciptakan suasana Romawi kuno yang otentik. Film ini meraih 5 Academy Awards, termasuk Best Picture dan Best Actor untuk Russell Crowe.

Twist ending

Twist ending adalah salah satu alat naratif yang paling sering digunakan dalam film thriller dan horor. Meskipun sering kali menjadi klise, ketika berhasil dilakukan, twist ending bisa mengejutkan penonton dan meninggalkan kesan yang mendalam. 

Salah satu contoh terbaik dari twist ending yang sukses adalah dalam film The Sixth Sense (1999) karya M. Night Shyamalan. The Sixth Sense meraih pendapatan lebih dari $670 juta di seluruh dunia dan dinominasikan untuk enam Academy Awards, termasuk Best Picture. Twist ending film ini menjadi salah satu yang paling ikonik dalam sejarah film, dan sering kali menjadi referensi dalam budaya populer.

Masih banyak adegan klise lainnya, seperti pengakuan cinta di tempat umum, karakter yang ternyata punya masa lalu gelap, adegan memilih antara dua pilihan, pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, momen keceriaan di akhir film dan lain-lain.

Menggunakan klise dalam film adalah cara yang efektif untuk membangun koneksi dengan penonton. Seiring dengan perkembangan film, sutradara dan penulis skenario semakin kreatif dalam memadukan elemen klise dengan sentuhan baru. 

Beberapa film terbaru menggunakan subversi klise dengan cara yang berbeda untuk mengejutkan penonton. Contohnya Scream (1996). Film horor biasanya memiliki karakter yang melakukan kesalahan yang menyebabkan kematian mereka. Tapi karakter-karakter dalam Scream secara sadar menyadari dan membahas klise film horor, membuat mereka lebih cerdas dan berusaha menghindarinya.

Meskipun sering kali dianggap klise, adegan-adegan tertentu dalam film memiliki daya tarik yang kuat dan mampu menciptakan momen yang ikonik. Dengan eksekusi yang tepat, klise-klise ini bukan hanya diterima oleh penonton, tetapi juga diingat sebagai bagian penting dari sejarah perfilman. Data dan fakta menunjukkan bahwa klise-klise ini, ketika berhasil, dapat memberikan dampak yang signifikan baik secara emosional maupun komersial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun