Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Nominator AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara yang Terperangkap

28 September 2024   06:19 Diperbarui: 28 September 2024   06:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/premium-ai-image/family-sits-couch-reads-book-with-dog

Tiba-tiba, dia menyadari: pelaku bukan hanya seorang pembunuh, tetapi juga orang yang berjuang melawan kebencian dan rasa sakit. "Mereka tidak mati sia-sia," dia berkata pada suara-suara itu. "Saya akan membawa kebenaran kepada dunia."

Dengan keberanian baru, Gisel menelusuri setiap sudut kamar. Di atas meja, dia menemukan sebuah buku catatan. Seakan dipenuhi rahasia, buku itu berisi tulisan tangan sang ayah---catatan harian yang mencerminkan ketegangan dalam keluarga. "Dia tidak boleh tahu," tulisnya tentang pamannya. "Saya harus melindungi mereka."

Gisel merasa jantungnya bergetar. Dengan catatan ini, dia bisa membuka jalan menuju kebenaran. Suara-suara kembali berbisik, memberikan dorongan terakhir. "Kamu bisa melakukannya," mereka berkata, seakan menjadi penguat semangatnya.

Setelah mengumpulkan bukti, Gisel turun kembali ke ruang tamu. Suara-suara mulai memudar, tetapi bayangan mereka masih menghantui langkahnya. "Terima kasih," ia berbisik. "Saya akan membuat semua ini terungkap."

Setelah beberapa hari penyelidikan lebih lanjut, Gisel akhirnya menemukan keberanian untuk melaporkan semuanya. Dengan catatan ayah dan bukti yang dia kumpulkan, polisi berhasil menangkap paman yang menjadi pelaku. Dia adalah sosok yang selama ini terabaikan, terjebak dalam kemarahan dan dendam yang menggerogoti jiwanya.

Ketika kasus ini terungkap, Gisel kembali ke rumah itu. Sekarang sepi, tetapi tidak kosong. Dia merasakan kehadiran para korban, seolah mereka memberikan restu. Suara mereka kini tenang, dan Gisel merasa beban di pundaknya mulai menghilang.

Mereka mungkin telah pergi, tetapi kisah mereka tidak akan terlupakan. Dengan langkah mantap, Gisel meninggalkan rumah itu, bertekad untuk terus mencari kebenaran demi mereka yang tak bisa berbicara lagi.

TAMAT

"Bayangkan ketika kamu kembali bersatu dengan keluargamu di surga. Itulah definisi sebuah kesuksesan." - Dr. Bilal Philips

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun