Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Nominator AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jiwa yang Terpendam

26 September 2024   09:03 Diperbarui: 26 September 2024   09:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
freepik.com/shivkapsyco 

Kemudian, dengan segenap tekad, Ola menggerakkan tangannya. Perlahan, tapi pasti. Tidak ada yang mengarahkannya kali ini. Tidak ada yang memberitahunya bagaimana cara bergerak. Itu adalah pilihannya. Untuk pertama kalinya, dia merasa merdeka. Dan dalam momen itu, dia menyadari satu hal penting; dia bukan boneka yang bisa dipermainkan, bukan hiasan yang hanya ada untuk dilihat. Dia memiliki jiwa, perasaan, dan keinginan sendiri.

Dia tidak lagi merasa takut akan cemoohan, tidak peduli lagi pada cacian tentang betapa jelek dia sekarang. Dalam dirinya, dia menyadari bahwa kecantikannya tidak tergantung pada apa yang orang lain pikirkan. Dia lebih dari sekadar penampilan, lebih dari sekadar boneka yang harus dipoles dan dirapikan. "Aku bukan mainan," pikirnya dalam hati. "Aku punya keinginan sendiri, jiwa yang hidup, dan aku bisa menentukan jalanku sendiri."

Dan dengan kesadaran itu, Ola berdiri. Bukan lagi sebagai boneka lusuh yang menunggu pujian, tetapi sebagai seorang perempuan dengan wujud dan jiwa nyata, yang berhak menentukan hidupnya sendiri. Setiap keputusan yang dia buat adalah cerminan dari siapa dia sebenarnya, bukan apa yang orang lain inginkan darinya.

Untuk pertama kalinya, Ola memilih jalannya sendiri, meninggalkan segala tuntutan yang pernah membelenggunya. Dan dengan itu, dia tahu bahwa hidupnya tidak lagi sekadar dipermainkan oleh orang lain, melainkan benar-benar miliknya.

TAMAT

"Saya tidak bisa memikirkan representasi kecantikan yang lebih baik daripada seseorang yang tidak takut menjadi dirinya sendiri." - Emma Stone

NOTE: Cerpen ini hasil kolaborasi aku dan putriku, Sasha Q.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun