Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Nominator AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Film Perang

24 September 2024   07:10 Diperbarui: 24 September 2024   07:21 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/free-ai-image/view-3d-young-child-watching-movie

Aril adalah anak yang selalu merasa terasing. Di sekolah, namanya tak lebih dari lelucon; di antara tawa anak-anak lain, ia adalah target empuk bagi bully. Setiap ejekan seakan menusuk jantungnya, menjadikannya semakin pengecut. Suatu hari, setelah serangkaian hinaan, Aril memutuskan untuk menyepi ke bioskop, mencari pelarian dari dunia yang selalu menyudutkannya.

Film yang dipilihnya adalah film perang, penuh ledakan dan heroisme. Aril terpesona. Ketika layar menceritakan keberanian para prajurit, ia membayangkan dirinya menjadi salah satu dari mereka, berjuang demi kebenaran. Namun, saat suasana mencapai puncak, tiba-tiba sebuah granat meluncur keluar dari layar dan jatuh tepat di kakinya. Dalam detik-detik yang membingungkan, ledakan mengguncang bioskop, dan Aril terlempar ke dalam kegelapan.

Ketika asap menghilang, Aril mendapati dirinya berada di medan perang yang nyata. Suara tembakan dan teriakan mengisi udara, membangunkan naluri bertahannya. Di depan matanya, jagoan film yang selalu ia kagumi memanggilnya. "Bergabunglah, kita butuh keberanianmu!" teriaknya, matanya berapi-api.

Aril berdiri di tengah medan perang yang mengguntur, terpesona dan cemas. Debu berterbangan di udara, membaur dengan aroma besi dan asap, menciptakan suasana yang penuh ketegangan. Di sampingnya, sang jagoan---pria berotot dengan tatapan tajam---berteriak memerintahkan pasukan untuk maju.

"Keberanian ada di dalam dirimu, Aril!" suara jagoan itu menggema, memberikan semangat. Aril merasakan getaran di dalam dadanya, seperti api yang dinyalakan. Dalam sekejap, ia mengangkat senjatanya, meskipun tangan kecilnya sedikit bergetar. Rasa takutnya tak bisa sepenuhnya hilang, namun sesuatu yang lebih besar menggerakkan langkahnya.

Saat peluru berdesing di sekitar mereka, Aril merasakan detak jantungnya berpacu. Ia mengikuti langkah jagoan yang berani, berlari dengan semangat yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Setiap kali suara ledakan menggema, Aril berusaha tetap fokus, menatap musuh yang mengintimidasi di kejauhan.

Aril berlari, mengikuti sosok gagah itu, hingga sebuah peluru melesat dengan kecepatan kilat. Dalam insting yang tak terduga, ia melompat untuk melindungi sang jagoan. Namun, langkahnya menjadi bumerang; ia merasa tubuhnya terjatuh, dan dunia sekelilingnya bergetar dalam gelap.

Saat Aril terbangun, ia mendapati dirinya kembali di kursi bioskop. Seorang petugas cleaning service, dengan senyum penuh kehangatan, membangunkannya. "Nak, bangunlah. Filmnya sudah habis."

Aril terbangun. Ketika ia mau beranjak pergi, petugas itu berkata lagi, "Jangan biarkan ketakutan menguasaimu. Kamu harus berani."

Kata-kata itu melingkupi pikiran Aril. Di dalam hatinya, ada api kecil yang mulai menyala. Keberanian yang ia lihat di layar, apa itu hanya khayalan? Dengan tekad baru, Aril pulang dengan perasaan aneh namun menenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun