Film blockbuster sering kali menjadi magnet utama di bioskop, menarik perhatian jutaan penonton dan mendominasi box office. Istilah 'blockbuster' sendiri mengacu pada film yang memiliki anggaran besar, promosi gila-gilaan, dan potensi keuntungan yang sangat besar. Tapi, apa sebenarnya yang membuat sebuah film layak disebut sebagai blockbuster?
Secara harfiah, istilah blockbuster mulai digunakan pada era Perang Dunia II untuk menggambarkan bom besar yang bisa menghancurkan seluruh blok bangunan. Dalam dunia perfilman, istilah ini kemudian dipakai untuk menggambarkan film yang berhasil 'menghancurkan' box office dengan pemasukan yang fantastis.
Film blockbuster cenderung memiliki elemen-elemen yang hampir selalu berhasil menarik perhatian penonton. Pertama, efek visual spektakuler. Blockbuster modern jarang sekali tidak didukung oleh CGI yang memukau. Film seperti Avatar dan franchise Marvel memanjakan mata penonton dengan dunia-dunia fantastis yang sulit diwujudkan tanpa teknologi canggih.
Kedua, ceritanya universal. Jalan cerita yang sederhana namun bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, itulah kunci sukses blockbuster. Konflik yang luas, seperti pertarungan kebaikan melawan kejahatan atau perjuangan individu melawan kekuatan besar, selalu efektif di layar lebar.
Ketiga, aktor ternama. Kehadiran aktor-aktor besar seperti Leonardo DiCaprio, Robert Downey Jr., atau Dwayne 'The Rock' Johnson sering kali menjadi daya tarik tambahan yang tak bisa ditolak penonton. Kalau di Indonesia, asal yang main Reza Rahadian atau Vino G. Bastian, dijamin langsung membludak penontonnya. Popularitas aktor bisa mengangkat sebuah film bahkan sebelum trailer pertamanya keluar!
Dan keempat, tentu saja, anggaran super jumbo. Film blockbuster hampir selalu memiliki anggaran yang besar. Dari segi produksi, pemasaran, hingga distribusi, semuanya dilakukan dengan skala besar untuk memastikan film tersebut mendapat eksposur maksimal. Misalnya, Avengers: Endgame memiliki anggaran produksi sekitar $356 juta!
Beberapa film blockbuster telah mencetak rekor baru dalam sejarah perfilman. Disutradarai oleh James Cameron, film Avatar (2009) menggabungkan teknologi CGI mutakhir dan kisah fantasi epik di dunia Pandora. Avatar menjadi film dengan pendapatan terbesar sepanjang masa hingga akhirnya dikalahkan oleh Avengers: Endgame (2019). Puncak dari saga Marvel Cinematic Universe (MCU) ini benar-benar menggebrak box office, dengan total pendapatan global mencapai $2,798 miliar. Film ini menggabungkan hampir seluruh superhero yang pernah diperkenalkan MCU dalam satu film epik. Walaupun kemudian Avatar kembali berjaya meraih rekor setelah re-release di beberapa negara.
Film blockbuster yang sukses secara komersil dan kritis adalah film romantis sejarah Titanic (1997), juga disutradarai oleh James Cameron, yang meraup lebih dari $2,2 miliar dan memenangkan 11 Academy Awards. Titanic adalah salah satu film paling ikonik yang pernah ada, dengan kisah cinta tragis yang tetap bertahan di hati penonton.
Film blockbuster punya kemampuan menggaet penonton dari berbagai latar belakang, usia, dan negara. Ini dikarenakan beberapa faktor penting. Pertama, skala global. Banyak blockbuster dirancang agar relevan dengan audiens internasional. Dengan elemen universal seperti aksi, humor ringan, atau bahkan budaya pop yang sudah mendunia, film-film ini bisa melintasi batas geografis.
Kedua, momen besar. Blockbuster sering kali dirilis di momen-momen penting seperti musim liburan atau akhir pekan besar, di mana banyak orang mencari hiburan. Penonton biasanya ingin pengalaman sinematik yang besar, sesuatu yang hanya bisa didapat dari layar lebar dan suara surround menggelegar.
Dan ketiga, franchise yang terus berkembang. Banyak blockbuster merupakan bagian dari franchise besar seperti Marvel, Star Wars, atau Jurassic Park. Dengan plot berkelanjutan, franchise ini berhasil membangun basis penggemar yang loyal, yang sudah berinvestasi dalam kisah-kisah karakter di film sebelumnya.
Meski demikian, tidak semua film blockbuster sukses di box office. Beberapa film dengan anggaran besar justru mengalami kerugian besar. Misalnya, John Carter (2012) dan The Lone Ranger (2013) yang meskipun memiliki anggaran besar dan efek visual yang hebat, tidak berhasil menarik minat penonton.
Film blockbuster yang berhasil seperti 'monster' yang selalu menjadi pusat perhatian di dunia perfilman. Dengan formula yang tepat, efek visual canggih, dan cerita yang menghibur, film-film ini akan terus mendominasi industri hiburan dan selalu menjadi pembicaraan panjang di kalangan penggemar film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H