Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Pernah dapat nominasi AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis semua cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film layar lebar. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Penjaga Mimpi

1 September 2024   19:20 Diperbarui: 1 September 2024   19:26 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hening menyelimuti malam. Awan bergelayut rendah, seakan siap mencurahkan segala rahasianya. Di tengah malam yang sunyi, seorang gadis terbaring dalam kegelapan, mata terpejam, dan napasnya begitu tenang, seolah-olah berada di dunia yang lain, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan yang fana.

Malam itu, Dara bermimpi lagi. Seorang pria tampan dengan senyum yang menenangkan berdiri di hadapannya. Mata mereka bertemu, dan dalam sekejap, dunia seolah terhenti. Dara merasa hatinya tersentuh oleh kehangatan yang tak terlukiskan. Pria itu mengulurkan tangannya, dan tanpa ragu, Dara menerimanya. Mereka mulai bertualang melintasi hutan lebat, mendaki gunung, dan menyeberangi sungai yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Setiap langkah mereka disertai dengan tawa, seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua.

Keesokan harinya, Dara menceritakan mimpinya kepada sahabat karibnya, Arga. "Arga, kau takkan percaya! Aku bermimpi tentang seorang pria tampan, dan kami bertualang bersama. Rasanya begitu nyata, seakan aku bisa menyentuhnya!" kata Dara dengan mata yang bersinar penuh antusias.

Arga mendengarkan dengan saksama, senyum kecil terulas di wajahnya. "Mungkin pria itu adalah pangeran dalam mimpimu," jawabnya sambil mengedipkan mata.

Dara tertawa. "Mungkin. Tapi yang aneh, aku merasa aku akan bertemu dengannya lagi malam ini."

Malam tiba, dan Dara kembali memasuki dunia mimpinya. Pria tampan itu sudah menantinya di tempat yang sama, dengan senyum hangat yang menyapa hati Dara. Mereka melanjutkan petualangan mereka, mengunjungi kastil megah, berdansa di bawah langit bertabur bintang, dan mengarungi lautan tenang.

Setiap malam, selama seminggu penuh, Dara bermimpi tentang pria yang sama. Mereka semakin dekat, seolah-olah tak ada batas antara mimpi dan kenyataan. Saat terbangun, ia selalu merasa hangat dan aman, seperti berada di bawah perlindungan pria itu.

Pada hari ketujuh, ketika Dara terbangun, ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Di dalam dadanya, ada perasaan gelisah yang tidak ia mengerti. Namun, ia mengabaikannya dan menghabiskan hari itu dengan rutinitas seperti biasa. Sore harinya, ia bertemu dengan Arga lagi. Dengan semangat, ia menceritakan mimpinya selama seminggu terakhir.

"Arga, aku merasa aku mengenal pria itu, tetapi aku tak tahu di mana. Rasanya seolah dia dekat, bahkan teramat dekat. Malam ini, aku akan bertemu dengannya lagi. Aku bisa merasakannya."

Malam pun tiba, dan seperti yang Dara duga, pria tampan itu menantinya, untuk kembali bertualang menerobos segala kemustahilan.

Sementara itu di dunia nyata, di sebuah rumah sakit, Arga duduk di samping tempat tidur Dara, menutup buku dongeng yang selama seminggu ia bacakan dengan penuh harapan. Ia menatap wajah Dara yang tenang. "Bahkan ia tetap mempesona saat koma," gumam Arga dalam hati. Kecelakaan itu membuat Dara tak sadarkan diri. Tapi Arga yakin dalam tidur panjangnya Dara mendengar suara dan bisikannya.

"Selamat tidur, Dara. Selamat bermimpi indah. Aku akan menjagamu, bahkan di dalam mimpimu."

Keheningan kembali menyelimuti ruangan, menyisakan hanya detak pelan mesin ventilator di sudut kamar, seolah menjadi satu-satunya saksi bisu yang masih setia menjaga nyawa Dara, di saat dirinya terperangkap dalam hening yang panjang. Arga duduk di sisinya, memegang tangan yang dingin, berharap ada keajaiban...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun