Film sering kali dianggap sebagai cerminan imajinasi kreatif manusia. Ada sejumlah film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga seolah-olah mampu meramalkan masa depan. Genre ini disebut sebagai science fiction atau kita mengenalnya dengan istilah film fiksi ilmiah. Melalui cerita-cerita yang mencengangkan dan visualisasi teknologi yang inovatif, genre ini menginspirasi penemuan-penemuan ilmiah dan teknologi nyata.
Film fiksi ilmiah telah memainkan peran penting dalam membentuk visi masa depan kita. Dari teknologi komunikasi hingga kecerdasan buatan, banyak inovasi yang kita nikmati hari ini terinspirasi oleh cerita-cerita fantastis yang pernah kita tonton di layar lebar. Dengan terus mendorong batasan imajinasi, film-film fiksi ilmiah lebih dari sekedar menghibur para penonton di seluruh dunia, tapi sekaligus menjadi 'peramal' masa depan!
Misalnya, Star Trek (1966-1969). Serial ini memperkenalkan perangkat komunikasi genggam yang mirip dengan ponsel modern. Selain itu, kapten dan kru sering menggunakan perangkat yang mirip dengan tablet untuk mengakses informasi. Martin Cooper, penemu ponsel, mengakui bahwa komunikator di Star Trek menginspirasinya untuk menciptakan ponsel pertama. Demikian pula, perangkat tablet yang digunakan dalam serial tersebut mempengaruhi pengembangan tablet modern seperti iPad. Pada 2021, ada lebih dari 6,4 miliar pengguna ponsel di seluruh dunia menurut Statista, menunjukkan bagaimana teknologi yang terinspirasi oleh fiksi ilmiah kini menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Film 2001: A Space Odyssey (1968) menampilkan HAL 9000, sebuah AI yang mampu berinteraksi dengan manusia dengan cara yang sangat alami. HAL 9000 menginspirasi pengembangan asisten virtual seperti Siri, Alexa, dan Google Assistant. Teknologi ini kini digunakan secara luas untuk membantu tugas sehari-hari dan berinteraksi dengan perangkat pintar. Menurut laporan Juniper Research pada 2020, lebih dari 4,2 miliar perangkat menggunakan asisten suara AI, menunjukkan dampak signifikan dari inspirasi fiksi ilmiah.
Blade Runner (1982) menggambarkan masa depan di mana rekayasa genetika digunakan untuk menciptakan manusia buatan (replicant) dan hologram digunakan secara luas. Teknologi CRISPR memungkinkan modifikasi genetik, dan hologram kini digunakan dalam berbagai aplikasi dari konser hingga pameran teknologi.
Film legendaris Back to the Future Part II (1989) memprediksi penggunaan hoverboards sebagai alat transportasi pribadi dan sistem pembayaran digital yang canggih. Meskipun hoverboards dalam film belum sepenuhnya terwujud, teknologi self-balancing scooters mendekati konsep tersebut. Pembayaran digital seperti Apple Pay dan Google Wallet sudah umum digunakan di seluruh dunia. Menurut Statista, transaksi pembayaran digital global diperkirakan mencapai $8,266 triliun pada tahun 2024, menunjukkan seberapa jauh prediksi ini telah menjadi kenyataan.
The Truman Show (1998) menggambarkan kehidupan seorang pria yang tanpa sadar menjadi bintang dalam reality show yang disiarkan 24/7. Hal ini mirip dengan munculnya reality TV dan konsep pengawasan terus-menerus. Reality TV menjadi genre populer di awal 2000-an dengan acara seperti Big Brother dan Survivor. Pada tahun 2021, lebih dari 37% konten TV di AS adalah reality show.
The Matrix (1999) yang fenomenal mengeksplorasi konsep dunia simulasi yang sepenuhnya imersif dan realitas virtual. Film ini memicu minat yang besar terhadap teknologi VR, yang kini digunakan dalam berbagai aplikasi mulai dari gaming hingga pelatihan medis. IDC melaporkan bahwa pengeluaran global untuk VR dan AR diperkirakan akan mencapai $72,8 miliar pada tahun 2024, menunjukkan potensi besar teknologi ini yang terinspirasi oleh fiksi ilmiah.
Dalam film Minority Report (2002) ada teknologi yang mampu memprediksi kejahatan sebelum terjadi dan layar sentuh yang digunakan untuk berinteraksi dengan data. Teknologi prediktif kini digunakan dalam berbagai bidang, termasuk kepolisian dan analisis data bisnis. Layar sentuh menjadi standar di banyak perangkat elektronik, dari smartphone hingga monitor interaktif. Gartner melaporkan bahwa pasar analitik prediktif global diperkirakan akan mencapai $10,95 miliar pada tahun 2022, menunjukkan adopsi luas teknologi ini.
Fiksi ilmiah dan sains nyata saling berinteraksi dalam cara yang mengagumkan, menjembatani kesenjangan antara imajinasi dan kenyataan. Film-film ini menunjukkan bahwa masa depan yang kita impikan dapat menjadi kenyataan, asalkan kita berani bermimpi dan berinovasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H