Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Pernah dapat nominasi AMI Awards 2015. 3 bukunya terbit di Gramedia. Penulis semua cerita di comicone.id. Sudah menulis 3 skenario film layar lebar. Tumbal: The Ritual (2018), Jin Khodam (2023), Kamu Harus Mati (coming soon).

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Naga Bonar dan Film Genre War-Comedy

17 Agustus 2024   08:20 Diperbarui: 17 Agustus 2024   08:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.merdeka.com/

Film perang umumnya identik dengan aksi, drama, dan ketegangan. Namun, ada subgenre yang menggabungkan elemen perang dengan komedi, menciptakan pengalaman menonton yang unik dan menghibur. Salah satu contohnya adalah film Naga Bonar (1987), yang berhasil memadukan humor dengan kisah perjuangan.

Naga Bonar meraih beberapa penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) 1987, termasuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik (M.T. Risyaf), dan Pemeran Utama Pria Terbaik (Deddy Mizwar). Kesuksesan ini menegaskan bahwa film perang tidak harus selalu serius untuk dapat diterima oleh penonton. Naga Bonar berhasil meraih kesuksesan komersial yang luar biasa, menjadi salah satu film terlaris pada masanya.

Bukan hanya sukses secara kritis dan komersial, bahkan tokoh Naga Bonar menjadi ikon dalam budaya pop Indonesia, terutama dalam menyampaikan pesan-pesan patriotisme dengan cara yang ringan namun bermakna. Salah satu dialog legendaris yang masih diingat hingga kini adalah ketika Naga Bonar berkata, "Apa kata dunia?" yang menjadi ungkapan populer dalam masyarakat.

Genre perang-komedi menawarkan perspektif berbeda dari narasi perang yang biasa. Dalam film-film ini, perang bukan hanya tentang darah dan kehancuran, tetapi juga tentang momen-momen absurd, ironis, dan kadang-kadang kocak yang terjadi di tengah situasi serius. Komedi digunakan untuk meredakan ketegangan, memberikan kritik sosial, atau hanya untuk menghibur penonton di tengah latar belakang yang biasanya berat.

Naga Bonar adalah contoh utama bagaimana komedi bisa berpadu dengan cerita perang. Dengan karakter utama seorang pencopet yang tanpa sengaja menjadi pahlawan kemerdekaan, film ini menunjukkan bahwa di balik kegetiran perang, masih ada ruang untuk humor. Deddy Mizwar berhasil memerankan tokoh Naga Bonar dengan keseimbangan yang tepat antara lucu dan serius, membuat film ini menjadi salah satu klasik dalam sinema Indonesia.

Ada beberapa contoh film perang-komedi internasional. Film MAS*H (1970) disutradarai oleh Robert Altman dan berfokus pada sekelompok tenaga medis selama Perang Korea. Dengan humor gelap dan sindiran sosial, MAS*H menjadi film perang-komedi yang sangat berpengaruh, bahkan melahirkan serial televisi populer.

Life is Beautiful (1997) disutradarai oleh Roberto Benigni, film ini menggabungkan humor dengan tragedi Holocaust. Karakter utama, Guido, menggunakan humor untuk melindungi putranya dari kengerian perang. Meskipun lebih berat dalam dramanya, film ini adalah contoh bagaimana komedi bisa muncul di tempat yang paling tidak terduga. Film ini berhasil memenangkan tiga Oscar dan menyisakan empat nominasi.

Good Morning, Vietnam (1987) dibintangi oleh Robin Williams, film ini menampilkan seorang DJ radio yang menyajikan program komedi untuk tentara Amerika di Vietnam. Dengan perpaduan humor dan kritik sosial, film ini menjadi salah satu yang paling diingat dalam subgenre perang-komedi.

Humor dalam film perang-komedi sering kali digunakan untuk menyampaikan kritik terhadap absurditas perang itu sendiri. Misalnya, Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964) oleh Stanley Kubrick adalah satire yang tajam tentang ancaman nuklir, menggabungkan ketegangan dengan humor yang sangat gelap.

Di sisi lain, humor juga dapat digunakan untuk memperlihatkan sisi manusiawi dari karakter di tengah perang. Dalam Naga Bonar, misalnya, humor tidak hanya membuat cerita lebih ringan, tetapi juga memperlihatkan sisi lain dari pejuang kemerdekaan yang penuh dengan kemanusiaan dan kehangatan.

Naga Bonar membuktikan bahwa film perang tidak harus selalu serius dan penuh kekerasan untuk bisa sukses dan diterima oleh masyarakat. Dengan menggabungkan humor, drama, dan patriotisme, film ini telah menciptakan standar baru dalam genre film perang di Indonesia. Warisan dari Naga Bonar terus hidup, menjadi inspirasi bagi film-film Indonesia lainnya, dan mengajarkan bahwa semangat perjuangan bisa disampaikan dengan berbagai cara yang menarik dan menghibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun