Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Ringu dan Tren Remake Horor Asia

15 Agustus 2024   07:49 Diperbarui: 19 Agustus 2024   21:20 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film The Ring. | Foto: Dreamworks Pictures via IMDb

Tren remake ini tidak hanya terbatas pada Jepang. Shutter (2008), sebuah film horor Thailand tentang fotografer yang dihantui oleh arwah, juga mendapatkan remake Hollywood. 

The Eye (2008), yang merupakan adaptasi dari film horor Hong Kong Gin Gwai (2002), melanjutkan tren ini dengan cerita tentang seorang wanita yang menerima transplantasi mata dan mulai melihat hantu.

Masih ada beberapa film horor Asia lagi yang telah diadaptasi atau di-remake oleh Hollywood. Mirrors (2008) adalah remake dari film Korea Selatan Into the Mirror (2003). Film ini berkisah tentang cermin-cermin berhantu yang membunuh orang yang melihat pantulannya. One Missed Call (2008) adalah remake dari film Jepang Chakushin Ari (2003) karya Takashi Miike. Film ini bercerita tentang panggilan telepon dari masa depan yang meramalkan kematian penerimanya.

The Uninvited (2009) adalah remake dari film Korea Selatan A Tale of Two Sisters (2003). Film ini menceritakan tentang dua saudara perempuan yang kembali ke rumah mereka setelah kematian ibu mereka dan menghadapi kekuatan jahat. Dan Oldboy (2013) adalah remake dari film Korea Selatan dengan judul yang sama yang rilis tahun 2003. Meski lebih merupakan thriller psikologis daripada horor, film ini memiliki elemen yang mengerikan dan sangat berpengaruh.

Namun, tidak semua remake ini berhasil. Meskipun beberapa di antaranya mencapai kesuksesan, banyak yang dianggap gagal dalam menangkap esensi dan nuansa dari film aslinya. Kritik umum terhadap remake ini adalah bahwa mereka sering kali kehilangan elemen-elemen budaya yang membuat film aslinya begitu unik dan menakutkan.

Meski begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa The Ring telah membuka jalan bagi gelombang adaptasi horor Asia di Hollywood. Dengan menggabungkan elemen-elemen cerita dari Timur dengan pendekatan sinematik Barat, The Ring berhasil menciptakan tren yang bertahan hingga bertahun-tahun setelahnya. 

Kesuksesan ini menunjukkan bagaimana sinergi antara dua budaya yang berbeda bisa menghasilkan sesuatu yang segar dan mengerikan, sekaligus menjadi bukti betapa kuatnya cerita-cerita horor Asia dalam mempengaruhi dunia perfilman global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun