Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Ringu dan Tren Remake Horor Asia

15 Agustus 2024   07:49 Diperbarui: 19 Agustus 2024   21:20 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film The Ring. | Foto: Dreamworks Pictures via IMDb

Ketika film Jepang Ringu (1998) dirilis, sedikit yang menyadari bahwa film ini akan menjadi pemicu tren besar di industri perfilman Hollywood. Dibuat oleh sutradara Hideo Nakata, Ringu dengan cepat menjadi fenomena, menakut-nakuti penonton dengan cerita tentang kaset video terkutuk yang membawa kematian bagi siapa saja yang menontonnya. Kesuksesan ini tidak hanya terbatas pada Jepang, tetapi juga menarik perhatian sineas Barat yang melihat potensi besar dalam mengadaptasi film ini untuk audiens global.

Pada tahun 2002, sutradara Gore Verbinski merilis The Ring, sebuah remake dari Ringu yang diadaptasi untuk penonton Barat. Dibintangi oleh Naomi Watts, The Ring mengikuti alur cerita yang mirip dengan aslinya, dengan beberapa penyesuaian untuk lebih cocok dengan selera dan budaya Barat. 

Film ini mengisahkan Rachel Keller, seorang jurnalis yang menyelidiki serangkaian kematian misterius yang disebabkan oleh kaset video terkutuk. Setelah menonton kaset tersebut, Rachel harus memecahkan misteri sebelum waktunya habis dalam tujuh hari.

The Ring berhasil menciptakan kembali atmosfer mencekam yang ada di versi aslinya, namun dengan sentuhan khas Hollywood yang membuatnya lebih mudah diakses oleh penonton Barat. 

Kesuksesan The Ring tidak hanya diukur dari box office---dengan pendapatan global mencapai lebih dari $249 juta---tetapi juga dari dampaknya terhadap industri perfilman. 

Film ini membuka pintu bagi serangkaian remake horor Asia lainnya, yang melihat potensi besar dalam mengadaptasi cerita-cerita horor dari Timur untuk pasar Barat.

Setelah kesuksesan The Ring, Hollywood mulai memburu lebih banyak film horor Asia untuk diadaptasi. Ju-on: The Grudge (2002) adalah film Jepang lainnya yang diadaptasi menjadi The Grudge (2004) oleh Takashi Shimizu, yang juga menyutradarai versi aslinya. 

Film ini mengikuti pola yang serupa dengan The Ring, membawa elemen-elemen horor Jepang yang khas, seperti hantu wanita berambut panjang yang menakutkan, ke dalam konteks Barat.

Dark Water (2005) adalah contoh lain dari tren ini, diadaptasi dari film Jepang berjudul sama yang dirilis pada 2002. Meski tidak sepopuler The Ring atau The Grudge, Dark Water tetap menunjukkan bagaimana cerita horor Asia bisa diterjemahkan menjadi sesuatu yang relevan dan menakutkan bagi audiens global.

Lalu ada Pulse (2006) yang merupakan remake dari film Jepang Kairo (2001) karya Kiyoshi Kurosawa. Ide tentang hantu yang menyebar melalui jaringan elektronik menciptakan konsep yang menakutkan dan relevan dengan ketakutan modern tentang ketergantungan manusia pada teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun