Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Era Kebangkitan Film Horor Cerdas

13 Agustus 2024   07:16 Diperbarui: 13 Agustus 2024   07:26 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film horor telah lama dikenal sebagai genre yang menghibur penonton dengan ketegangan dan jumpscares. Namun, sejak tahun 2014, genre ini mengalami kebangkitan dengan munculnya film-film horor cerdas yang menawarkan lebih dari sekadar teror semata. Film-film ini menggabungkan narasi mendalam, tema sosial, dan eksplorasi psikologis yang kompleks, membentuk apa yang dikenal sebagai 'elevated horror'.

Elevated horror atau horor cerdas adalah subgenre yang fokus pada tema-tema mendalam, karakter yang kompleks, dan seringkali menggabungkan elemen-elemen horor dengan genre lain, seperti drama atau psikologis.

Titik awal kebangkitan adalah film The Babadook (2014) yang disutradarai oleh Jennifer Kent. Film ini mengisahkan seorang ibu tunggal dan anaknya yang terganggu oleh entitas jahat dari buku cerita yang mereka temukan. The Babadook mendapatkan pujian kritis atas cara cerdasnya menggabungkan horor psikologis dengan tema trauma dan depresi. Film ini memenangkan beberapa penghargaan internasional.

Masih di tahun yang sama ada It Follows (2014). Sutradaranya David Robert Mitchell. Mengisahkan seorang gadis yang dikejar oleh entitas supernatural setelah pengalaman seksual, yang menyebar melalui kutukan yang terus-menerus mengancamnya. It Follows dikenal karena pendekatan orisinalnya dan atmosfer yang menegangkan, serta sukses secara finansial dengan pendapatan lebih dari $14 juta di box office AS, melebihi anggaran produksinya yang hanya $2 juta.

Dua tahun kemudian muncul film Don't Breathe (2016) dengan sutradara Fede lvarez.  Sekelompok perampok memasuki rumah seorang pria tua buta yang ternyata menyimpan rahasia gelap dan mematikan. Don't Breathe mendapatkan pujian karena plotnya yang tegang dan terbalik, serta karakter-karakter yang tidak seperti biasanya. Film ini sukses besar di box office dengan pendapatan lebih dari $156 juta di seluruh dunia, menjadikannya salah satu film horor dengan performa terbaik di tahun tersebut.

Setahun berikutnya ada penambahan elemen sosial dan politik melalui film Get Out (2017) yang melambungkan nama Jordan Peele sebagai sutradara. Berikisah tentang seorang pria kulit hitam mengunjungi rumah keluarga pacarnya yang kulit putih dan menemukan rahasia gelap yang mengancam nyawanya. Get Out mendapat pujian kritis luas dan menjadi hit box office, meraih lebih dari $255 juta di seluruh dunia. Film ini memenangkan Oscar untuk Skenario Asli Terbaik, menjadikannya salah satu film horor pertama yang mendapatkan penghargaan Oscar untuk kategori tersebut.

Film horor cerdas atau elevated horror makin bersinar di tahun setelahnya dengan penjelajahan lebih dalam ke horor psikologis lewat Hereditary (2018). Nama sutradara Ari Aster langsung mengguncang jagat perfilman. Menceritakan setelah kematian nenek mereka, sebuah keluarga menghadapi kekuatan jahat yang mengungkapkan rahasia keluarga dan menyebarkan teror yang tidak terduga. Hereditary dikenal karena performa menakjubkan Toni Collette dan pendekatannya yang mendalam terhadap tema keluarga dan trauma. Film ini sukses di box office dengan pendapatan lebih dari $80 juta dan mendapat pujian kritis atas orisinalitasnya.

Selang setahun, masih meneruskan tren yang sama, Midsommar (2019) lahir dari sutradara Ari Aster lagi. Ceritanya mengikuti sekelompok teman yang pergi ke festival musim panas di Swedia dan terjebak dalam ritual pagan yang mengerikan. Midsommar dikenal karena penggunaan horor yang terjadi di siang hari dan penggambaran visualnya yang memukau. Film ini juga mendapat pujian atas cara cerdasnya mengeksplorasi tema hubungan dan trauma.

Era 2020-2023 merupakan eksplorasi dan inovasi lanjutan subgenre ini. Maka lahirlah film-film seperti The Invisible Man (2020), Saint Maud (2020), The Night House (2021), Nope (2022), dan Barbarian (2022). Film-film ini tidak hanya menawarkan ketegangan dan ketakutan, tetapi juga mengundang penonton untuk merenungkan isu-isu yang lebih dalam, membuatnya layak disebut sebagai contoh dari horor cerdas atau elevated horror.

Tahun ini, film horor cerdas yang menarik perhatian dan mewakili tren ini adalah The Boogeyman (2024) dan Talk To Me (2024). Oh ya, jangan lupakan yang sedang hangat jadi pembicaraan sebagai film horor terseram tahun ini, Longlegs (2024). Film-film ini menunjukkan bagaimana horor cerdas terus berkembang dengan eksplorasi tema-tema yang lebih kompleks dan pendekatan yang inovatif dalam storytelling.

Kebangkitan film horor cerdas sejak tahun 2014 telah memperkaya genre ini dengan film-film yang tidak hanya menakut-nakuti tetapi juga menawarkan narasi mendalam, eksplorasi tema psikologis, dan komentar sosial. Film-film ini menunjukkan bahwa horor bisa lebih dari sekadar hiburan, tetapi juga alat untuk mengeksplorasi isu-isu kompleks dan menciptakan pengalaman menonton yang benar-benar mengesankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun