Disaster movie atau film bencana adalah genre film yang berfokus pada peristiwa bencana besar yang mengancam kehidupan manusia. Bencana ini bisa berupa bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, badai, dan letusan gunung berapi, atau bencana buatan manusia seperti kecelakaan nuklir, jatuhnya meteor, dan wabah penyakit. Genre ini dikenal karena kemampuannya menyajikan visual yang spektakuler, efek khusus yang memukau, dan kisah-kisah heroik yang memacu adrenalin.
Genre ini mulai populer pada tahun 1970-an dengan film-film seperti Airport (1970), The Poseidon Adventure (1972) dan Earthquake (1974). Kesuksesan ini dilanjutkan dengan film-film seperti Twister (1996), salah satu film bencana modern pertama yang menggunakan CGI secara ekstensif, dengan pendapatan lebih dari $494 juta di seluruh dunia. Lalu setelah itu muncul Armageddon (1998), The Day After Tomorrow (2004), dan San Andreas (2015).
Sebelumnya Titanic (1997) yang disutradarai oleh James Cameron, menggabungkan film bencana dengan drama romantis. Dengan budget sekitar $200 juta, film ini menghasilkan lebih dari $2.2 miliar dan memenangkan 11 Academy Awards! Kesuksesannya sebagian besar disebabkan oleh kombinasi efek visual yang mengesankan, narasi yang kuat, dan penampilan akting yang menonjol dari Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet.
Lalu ada film tentang kiamat yang fenomenal, 2012 (2009) yang disutradarai oleh Roland Emmerich. Dikenal dengan penggunaan CGI yang luar biasa untuk menggambarkan kehancuran global. Dengan budget $200 juta, film ini berhasil meraup $791.2 juta di seluruh dunia. Plotnya yang menggambarkan akhir dunia berdasarkan ramalan suku Maya membuatnya sangat menarik bagi penonton.
Film disaster movie terbaru yang menyita cukup banyak perhatian adalah Twisters (2024), sekuel dari film Twister. Film yang disutradarai oleh Lee Isaac Chung ini membawa penonton kembali ke dunia perburuan tornado dengan teknologi yang lebih canggih dan cerita yang lebih mendalam. Dengan para bintang muda berbakat seperti Daisy Edgar-Jones dan Glen Powell, Twisters berusaha menghadirkan pengalaman yang lebih menegangkan dan emosional.
Film ini mengikuti sekelompok ilmuwan dan pemburu badai yang dipimpin oleh karakter yang diperankan oleh Daisy Edgar-Jones. Mereka melakukan penelitian dan perburuan tornado dengan teknologi canggih untuk memprediksi dan memahami fenomena alam yang mematikan ini. Ketika serangkaian tornado dahsyat mulai menghantam berbagai wilayah, mereka harus berpacu dengan waktu untuk mengumpulkan data berharga dan menyelamatkan nyawa.
Salah satu kekuatan utama Twisters adalah kualitas visual dan efek khususnya. Teknologi CGI yang digunakan untuk menggambarkan tornado sangat realistis, membuat penonton merasa seolah-olah mereka berada di tengah badai. Adegan-adegan bencana yang mendebarkan dipadukan dengan sinematografi yang memukau, memberikan pengalaman yang intens dan memukau.
Twisters juga menyampaikan pesan penting tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap cuaca ekstrem. Film ini mengingatkan penonton akan pentingnya penelitian ilmiah dan upaya untuk memahami serta memitigasi bencana alam. Selain itu, film ini juga menyoroti keberanian dan ketekunan para ilmuwan dan pemburu badai dalam menghadapi bahaya demi menyelamatkan nyawa. Bagi mereka yang mencari film yang menggabungkan aksi, drama, dan pesan penting tentang lingkungan, Twisters adalah pilihan yang tepat.
Dengan data yang menunjukkan keberhasilan komersial dan kritis, tidak mengherankan jika kita akan melihat lebih banyak film bencana yang inovatif dan menarik di layar lebar. Dengan perkembangan teknologi yang terus maju, film bencana kemungkinan akan semakin spektakuler. Efek visual yang lebih realistis, cerita yang lebih kompleks, dan penggunaan teknologi virtual reality dapat membawa penonton ke tingkat pengalaman yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H