Pada kaidah bisnis kedua ini Mellyzza menampar saya dengan contoh bisnis budidaya ikan lelenya.
Alih-alih melakukan bisnis pembesaran lele yang padat modal serta butuh waktu tersingkat hingga sekitar 2 atau 3 bulan hingga masa panen, Mellyzza mengajarkan untuk lebih serius melakukan “Berpikir diluar kebiasaan”, yaitu dengan lebih menekuni bisnis pembesaran lele gelasan (benih lele berukuran 2-3 senti meter-Red), yang sepuluh hari kemudian dijual dengan selisih harga yang sekilas baca tak terlalu menggiurkan.
Tapi benarkah tak menggiurkan? Mari kita cermati bersama tanpa tergesa-gesa.
Jika benih lele dibeli seharga 60 rupiah per ekor, dan dijual seharga 100 rupiah per ekor, maka dengan mudah kita dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh, yaitu sebesar 40 rupiah per ekor.
Pada titik inilah leverage bermain, hingga keuntungan super kecil yang hanya 40 rupiah per ekor tersebut, seketika berubah super besar ketika kita kalikan, misalnya dengan jumlah 25 ribu ekor benih yang ada dalam sebuah kolam terpal berukuran tanggung.
Tak kurang dari satu juta rupiah dihasilkan, hanya dari sebuah kolam terpal, yang jika dipotong biaya operasional sebesar 25 % maka laba sebesar 750 ribu akan langsung diperoleh: HANYA DALAM WAKTU 10 HARI.
Masih terlihat kecil? Sila kau kalikan jumlah kolam terpalmu sebanyak 10 buah, maka keuntungan sejumlah 7,5 juta siap masuk ke dalam dompetmu dengan amat syedap.
Atau jika memang mau serta mampu, kembali tinggal kalikan jumlah kolam terpal sebanyak 100 buah, hingga pendapatanmu per 10 hari kini menjadi 75 juta rupiah.
75 juta.
Per 10 hari.
Itu artinya 225 juta perbulan.