(Sebagian besar cerita yang terdapat dalam “Dongeng untuk Jokowi” ini dibuat berdasarkan kisah nyata, dengan rencana dicetak dan diedarkan di Taiwan dalam bentuk novel).
***
Kuhirup napas dalam-dalam secara amat perlahan, sebelum akhirnya aku mulai mengetik laporan, ditujukan kepada Yang Terhormat Bapak Presiden. Sebuah laporan, yang benar-benar paling singkat yang pernah ada dalam sejarah.
“Tepat saat kaki mereka berhenti berlari, semesta hening.”
Tapi baru saja aku hendak memasukan laporan super ringkas tersebut ke dalam amplop resmi kenegaraan, ketika sebuah ingatan kembali merenggutku dari kesadaran akan kekinian, dan membawaku dalam kembara pada peristiwa sebelumnya.
Sebuah kisah tentang Siti di Surabaya sana, yang dengan segala suram yang dimilikinya, tetap berusaha sekuat daya, agar tetap mampu menjelma kuntum-kuntum cahaya bagi diri dan sesamanya.
Apakah hidup memang melulu terkesan tak adil? Atau justru di sanalah logika proses keadilan Tuhan menyinggasana, hingga Dia ciptakan setiap diri berbeda dengan yang lainnya, dengan tempaan pengalaman yang juga tak pernah sama, demi peran yang kelak juga berbeda, sesuai dengan gurat nasib serta gores takdir terbesar yang harus dijalani?
***
kita adalah
manusia-manusia tanpa batas
warna, atau kelas