A tribute to: Ki Buyut Trader…^_
Oh, ternyata cara bikin puisi yang bagus itu harus banyak makna yang tersirat ya, Bang Mad, saya harus banyak belajar nih. Salam dan keren. Merdekaaaaa…! (#Bang Bo).
Itu salah satu komen yang tertempel di puisi “Merdeka Plenyun 300 Ribu” pada even puisi merdeka RTC kemarin, yang dengan agak slebor saya jawab,
“Cara bikin puisi yang baik bukan begitu, Bang Bo, melainkan: Kau jatuh cintalah, lalu putus dan terkaing-kaing kesepian hingga menjadikan tulisan sansak bagi kegetiran perasaanmu... *Eaaa...^_"
Tapi sebelum berbincang lebih jauh tentang puisi, saya ingin mengulas sedikit tentang sekelompok pegiat purbakala Indonesia, yang mengatakan bahwa berdasarkan tinggalan arkeologi yang ada, Indonesia Pernah Menguasai 2/3 Permukaan Bumi di masa lampau.
Sebagai orang yang pernah akrab dengan dunia Indiana Jones yang bergumul fosil dan artefak kuno, saya melihat klaim tersebut sangat unik, dengan tafsiran relief candi yang anti mainstream dibandingkan pendekatan yang dilakukan oleh arkeolog Indonesia, yang biasanya hanya berdasarkan data benda peninggalan sejarah semata.
Keunikan utama dari pegiat purbakala tersebut adalah cara mereka menafsirkan kemiripan gambar relief candi Indonesia dengan relief serta artefak kuno yang ada di berbagai penjuru dunia, dengan melibatkan literatur kuno seperti babad, serat juga suluk, yang memang amat berlimpah stoknya di negeri ini walau memang belum terlalu dihargai.
Ada cukup banyak kesalahan penafsiran yang mereka hasilkan, tapi anehnya beberapa perkiraan justru mengejutkan, seperti ditemukannya bangunan serupa piramid di Indonesia, yang selama ini jelas-jelas monopoli mutlak peradaban Mesir.
Kejadian ini mengingatkan pada artikel yang pernah saya buat saat baru ngempos pasca MOS kampus, mengkritisi tentang ‘Pengerjaan Pyramid Mesir dengan Ribuan Budak yang Dicambuk Seperti Romusha’ yang selama ini digadang-gadang sebagai teori paling unggul karya arkeolog luar yang memang pendekatan penelitiannya lebih berpaku pada data di lapangan.