pada jendela pagi, masa lalu tak berlaku lagi, sehingga
di meja ini kutulis sebuah imajinasi. dan ketika
matahari mulai ada, biarkanlah ia menjadi puisi, abadi.
Â
pada siang yang membelah pagi menjadi butiran kata
sebelum malam, kitapun bertemu. mencicipi sebuah
puisi, sampai aku dan kau ingin tidur dini hari.
Â
sunyi atau abadi? di situ pilihan tak penting lagi.
keduanya bayangan yang piatu, sebelum lenyap menjadi
asap. lalu kupanjat puisi sampai sunyi tak datang lagi.