Nomor 18: Ahmad Maulana S
Merdeka itu cuma 300 ribu harganya
kecap Plenyun, buruh tani di pelosok desa
membuatku tercenung menyeruput ulang rima dan diksi dibaur kopi
hanya demi sebait puisi tentang merdeka, yang sejak tadi tak rapi-rapi
Usai buruh matun hingga beduk pacul#kukuntit Plenyun dikayuh pedal
sebab sajak hanya jejak#yang disingkap kembara sunyi dari riuh benak
“Desa nganu pira, Mas?” tanya penumpang // “Nggih seikhlasipun” senyum Plenyun
langsung mengayun becak ke lanskap tujuan // membawa sewa yang duduk berjegang
Sorenya, seperangkat pancing menelan kami pada ketiadaan
memantengi bilah joran sambil menghisab sebatang-dua kemerdekaan
: lampu menyalur tetangga, sekolah gratis, beras dibeli dari dana taktis
kayu bakar berjumput-jumput di rerimbun kalbi, mau apa lagi?
Hey, bahkan hanya mengandal hasil parkir Ahok si gubernur selon
nasi uduk kemenbudpar, korupsi yang berkurang 2,5 persen
agrowisata pete-jengkol, nasionalisasi kartel WC Pasar Jaya dan terminal
serta pengambil alihan paket lebaran asuhan rentenir berlidah lintah
niscaya rumah jutaan Plenyun tak lagi berdinding gribik beralas tanah
niscaya lebih banyak lagi Plenyun-Plenyun lain yang merdeka
dengan cara mereka yang nyata amat sederhana
Duh, sayang sekali, begitu banyak receh pertiwi
yang diganyang amat kenyang oleh bromocorah negeri
membuat puisi merdekaku tak jadi-jadi
Thornville, 17 Agustus 2015
Catatan: Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan.
Catatan untuk lebih memudahkan pemahaman:
- Selon = Nekat/berani (Betawi/Tionghoa).
- Matun = menyiangi padi dari rumput dan gulma.
- Beduk pacul = Jam kerja buruh tani, 6-10 pagi.
- Hisab = Menghitung/Perhitungan (Arab), hisap/sedot.
- Iuran lampu menyalur dari tetangga umumnya 10ribu/bulan.
- BLT/Balsem sering disebut dana taktis, 300 ribu/3 bulan.
- Kalbi = Hati saya (Arab), Pohon berkayu kurang kuat.
- Hak pengelolaan WC PD Pasar Jaya biasanya dilelangkan ke pihak ketiga. Tender tertutup (menggunakan amplop), bernilai ratusan juta, dengan potensi income harian cukup besar sejak ‘harga’ buang air masih 100-200 rupiah. Sila kalkulasi sendiri dengan harga e'ek terkini...^_
- Program ‘Paket Lebaran’ dilakukan illegal/informal perorangan, berkeliling mengambil setoran harian/mingguan dari masyarakat sejumlah yang disepakati. Pembagian paket lebaran berupa daging, minyak goreng, tepung makanan, dll saat Idhul Fitri. Pada banyak tempat, pengelolanya adalah pasukan rentenir. Modal rentenir diperoleh bebas bunga dari masyarakat, untuk kemudian kembali disebar ke masyarakatdalam bentuk pinjaman berbunga amat mencekik.
- Potensi receh pertiwi sila cek melalui income Go-jek/parkir Ahok (Pemprov DKI) perhari. Semoga kelak rerecehan tersebut bisa lebih mendongkrak kemerdekaan masyarakat, yang memang sejatinya amat sederhana...^_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H