(Untuk chapter 12 dan seterusnya tidak diposting di Kompasiana, karena dikhawatirkan mengandung kalimat agak ‘dewasa’ yang belum diburamkan dengan simbol dan metafor yang lebih sopan-Pen...^_)
***
“Sa hanya ingin membuat Yang menjadi lebih mendekati sempurna, Ben... Ci... Hanya ingin menjadikannya lebih indah dan bercahaya...” ratap Sa dengan suara yang sangat bergetar.
“Bulshit!” maki Ben.
“Ben...” Ci kembali mengingatkan. “Ga ahsan, Ben... Ci ga suka itu...”
“Maafkan Ben, Ci...” ucap Ben dengan rasa malu bercampur sendu.
“Kenapa Sa ga menikahi Yang saja?” suara Ci terdengar seperti kapas, lembut juga empuk.
“Sa ga bisa, Ci... Benar-benar Sa ga bisa...”
“Tapi kenapa, Sa? Bukankah kalian telah saling cinta sejak awal?” Ci bertanya lagi. Tapi kali ini dengan wajah memerah seakan ada peri kecil yang memulasnya dengan warna cahaya.
“Just you look in to my eyes, Ci...” mohon Sa.