Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berantem Gara-gara Komentar di Medsos

18 Juli 2015   03:00 Diperbarui: 18 Juli 2015   03:00 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Mind changer): Ya udah. Kalo gitu. Saya mau tidur dulu besok mau casting (teknik mancing) pagi-pagi saya ijin tidur dulu.

(Bayangan): ^_

Percakapan itu berakhir dengan anti klimaks, yang ditandai dengan menghilangnya fesbuk Mind changer secara amat ghaib dari jejaring pertemanan saya, seakan segala percakapan di ruang maya tersebut adalah wangsit dari negeri lelembut yang kacrut, kusut juga penuh kabut.

Besar dugaan saya, sosok muda 'pengubah pikiran' itu terbirit-birit angkat kaki dan mungkin juga terserimpung jubah kebesarannya sendiri. Sebab jika untuk sebuah pakaian, jelas tak ada yang lebih kusam dan penuh rayap selain egosentris yang amat berlebih plus beberapa keranjang sombong sebagai ukirannya... tentu saja setelah sebelumnya dengan amat tergesa dia blokir fesbuk saya...^_

Siapa sebenarnya yang pengecut itu, gerutu saya penuh kecewa sebab bukan belajar dari seorang master pikiran yang saya peroleh, melainkan -sekali lagi- sekedar membuktikan bahwa Sabda Muhammad Al Maksum bukanlah omong-kosong belaka! Sebab sehalus dan selembut apapun saya coba memaknai setiap kata 'pembakar emosi' dari mind changer itu, tetap saja hanya seperti: Mengalungkan berlian ke leher babi! Terlalu kasarkah ucap saya ini? Ada baiknya kau bertanya kepada para Murobbi sebab dari beliau-beliaulah saya memperoleh hadits ini, jauh waktu sebelum segalanya kemudian dilembagakan menjadi jama'ah tarbiyah...^_

Percakapan maya tersebut memberi banyak pelajaran kepada saya, bahwa belum semua pengguna media sosial memiliki pemahaman yang baik tentang pertemanan. Masih banyak di antaranya yang bahkan tak bisa membedakan, apakah media sosial difungsikan untuk meluaskan pertemanan dengan saling melengkapi perbedaan yang dimiliki, atau justru mengutak-atik perbedaan lalu menjadikannya alasan untuk menebar permusuhan.

Mari menulis sehat, mari berkomentar sehat, mari bersahabat. Salam hangat…^_

Quantum Learning Indonesia, beberapa waktu yang lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun