Benar bahwa dalam satu-dua kali interaksi awal mereka begitu terkejut bahkan saling terkesan bingung saat berkomunikasi. Namun setelahnya? Ah, bagaimana mungkin, cuma dalam beberapa kali interaksi, mampu merubah Sa dari sosok penuh luka menjadi kembali ceria...?! Atau memetamorfosis Yang menjadi jauh lebih lembut, perhatian serta responsif dalam setiap komen, baik itu dari segi diksi maupun warna kata yang digunakannya. Dan... alangkah sangat berkarakternya tulisan-tulisan yang diposting Yang setelahnya! Benar-benar tulisan yang memiliki ruh dan punya jiwa, yang tentu saja memperoleh komen aplaus dari para pembacanya. Adakah yang lebih mutualisme melebihi simbiosis interaksi mereka berdua...?! Dan dalam waktu yang sesingkat itu...?! Ah, alangkah anehnya...
"Sa nyaman berinteraksi dengan Yang," ucap Sa berbarengan dengan ucapan Yang dalam status fb Ben, "Yang percaya semua yang ada pada Sa."
Ah, dua kata itu lagi... Rasa nyaman dan kepercayaan. Begitu hebatnyakah dua kata itu, hingga mampu untuk menyatukan dua sosok... yang bahkan belum pernah bertemu sekalipun!
***
"Pada interaksi terakhir Sa ingin mengetik ana uhibbuki fillah di message... Tapi Sa tak berani. Bahkan hingga menjelang walimah Sa tetap tidak bisa mengatakannya," ucap Sa dengan wajah tertunduk dalam.
"Karena Sa cuma bisa memberi Yang cinta... yang dapat membawa kepada Sang Empu Cinta... Sebuah cinta... yang dapat menuntut kami berdua... kepada Pemilik Segala Cinta..." lanjut Sa lagi masih dengan tertunduk.
"Bukankah tak semua cinta mesti dibaca noda...?" tanya Sa tajam tiba-tiba sambil memandang Ben dengan sorot yang dalam, dan membuat Ben kehilangan kata juga makna tentang semua.
***
Beberapa saat setelah walimah mereka, Ben 'nyasar' dan menelusuri lagi satu persatu status fb mereka. Alangkah lucunya pasangan 'ajaib' ini...!
Dalam fb mereka Ben lihat rangkaian foto yang mengundang senyum. Pada sebuah foto tergambar Sa dan Yang tidur-tiduran berdua di kasur sambil serius menatap laptop, dengan tangan Sa yang menunjuk-nunjuk ke arah layar, dan Yang yang bergerak-gerak seperti tengah menjelaskan sesuatu.
Atau pada foto selanjutnya mereka duduk ngedeprok di lantai mendiskusikan catatan di kertas file. Sementara di foto yang berbeda terlihat pula Sa yang atraktif mencorat-coret white board kecil menerangkan entah apa kepada Yang, yang justru malah sengaja pura-pura tertidur. Berlanjut dengan rekaman adegan Sa yang menjitak pelan Yang yang tertidur itu, yang lantas dibalas Yang dengan menggelitiki pinggang dan hidung Sa hingga terpingkal-pingkal.