Kedua, saya/kakak/adik/ipar berpisah dari rumah orang tua tidak lama setelah menikah. Ini cukup efektif mengasah kemampuan kemandirian dalam mengelola rumah tangga. Terutama kemampuan dalam mengurus dan mengasuh anak-anak.
Ketiga, berusaha mencari pembantu rumah tangga. Syukur-syukur yang bisa menginap di rumah. Kalau pun ngga, ya yang pulang pergi setiap hari.
Keempat, menjalin hubungan baik dengan banyak pihak terutama dengan saudara dekat dan tetangga termasuk dengan pembantu rumahtangganya. Ini penting karena untuk saat-saat tertentu, anak-anak bisa dititipkan pada mereka. Tentu saja untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama. Untuk komplek perumahan seperti tempat tinggal saya yang hubungan dengan tetangga relatif intens, hubungan dengan tetangga dan pembantunya ini benar-benar sangat membantu.
Kelima, menggunakan jasa penitipan anak. Untuk untuk hal yang satu ini harus ekstra hati-hati. Memilih tempat penitipan anak ternyata tidak mudah. Â Jangan sampai malah anak-anak kita menjadi terhambat perkembangannya baik fisik maupun psikis. Â Sebelum memutuskan pilihan, sebaiknya mencari informasi yang lengkap terutama dari orangtua yang anaknya dititipkan di tempat tersebut.
Menjaga, mengasuh dan mendidik anak memang pada dasarnya tugas kita sebagai orang tuanya. Segala keterbatasan yang ada sebaiknya tidak mengurangi dalam melaksanakan tugas mulia tersebut. Di sisi lain, kita juga mempunyai kewajiban memuliakan ibu/bapak kita. Memuliakan ibu/bapak tentu saja tidak harus berupa materi, setidaknya minimal tidak merepotkan mereka. Dan tentu saja kita tetap mendo'akan mereka, semoga Tuhan menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita waktu kita kecil dulu. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H