Mohon tunggu...
Ahmad Kindi
Ahmad Kindi Mohon Tunggu... -

Master of Writing Revolution System

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Inilah Fenomena Ajaib Bulan Ini

14 Agustus 2011   17:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:47 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umur manusia di tangan Allah. Namun jika hari ini Anda masih hidup, itu artinya Anda mendapat kesempatan luar biasa dari Sang Maha Kuasa. Betapa tidak, Anda bisa bayangkan raut wajah orang-orang yang Anda kenal yang tahun lalu masih ada di dekat Anda namun hari ini mereka telah meninggalkan Anda.

Satu lagi, di bulan suci yang mulia ini Anda akan banyak menemukan keajaiban-keajaiban. Maka, sekali lagi, kita yang masih hidup ini memang sepantasnya mensyukuri kesempatan yang langka ini. Kesempatan yang tidak dimiliki semua orang. Kemudian bersiaplah meraih keajaiban.

Baiklah, saya menggunakan kata keajaiban bukan tanpa sebab. Baru-baru ini saya sering merenungi tentang berbagai peristiwa yang mencengangkan yang anehnya hanya muncul dalam bulan suci Ramadhan. Mungkin Anda juga menyadarinya betapa setiap bulan Ramadhan muncul fenomena-fenomena ajaib. Inilah alasan saya membahasa tentang keajaiban dalam tulisan kali ini. Namun saya tidak akan menyalahkan Anda jika bagi Anda peristiwa yang akan kita bahas berikut bukan suatu keajaiban. Mari kita lihat beberapa keajaiban yang saya maksud.


  1. Tiba-tiba masjid-masjid menjadi ramai dipenuhi orang beribadah. Apakah Anda mengetahui bagaimana bisa masjid-masjid itu secara tiba-tiba menjadi ramai di bulan Ramadhan. Mengapa di bulan lainnya tidak
  2. Tingkat maksiat menurun drastis sebagaimana yang dilaporkan berbagai media massa. Bahkan pihak berwajib mengaku tidak mampu melakukannya dibulan lain. Jadi , bagaimana bisa bulan Ramadhan menurunkan tingkat maksiat? Mengapa bulan lain tidak?
  3. Orang senang memberi selama bulan ramadhan. Tiba-tiba manusia menjadi pemurah yang gemar bersedekah. Tampak di sana sini orang-orang saling memberi. Sekali lagi ini hanya selama bulan Ramadhan. Mengapa di bulan lain tidak?
  4. Satu lagi, Di mana-mana terdengar orang bertadarus, membaca Al Qur’an. Juga, hanya selama bulan Ramadhan. Mengapa di bulan lain tidak?

Apa pun jawaban Anda atas fenomena di atas, namun tampaknya semua itu hanya berlaku bagi orang-orang tertentu. Yaitu  mereka yang termasuk dalam kategori beriman alias memiliki keyakinan tinggi terhadap kekuasaan Allah swt. Sekaligus memiliki harapan atas apa yang dijanjikan-Nya berupa kehidupan yang kekal abadi dengan segala kenikmatannya di surga.

Mengapa saya katakan demikian? Sebab, meski mata kita secara terang melihat keajaiban-keajaiban (selama bulan Ramadhan) tadi, namun mata kita juga secara terang melihat hal sebaliknya. Kita melihat masih ada juga orang yang tidak tergerak kakinya melangkah ke masjid. Orang yang biasa bermaksiat tetap saja bermaksiat di bulan Ramadhan. Mereka yang pelit tetap saja pelit. Orang yang malas membaca Al Qur’an tetap saja tidak membaca Al Qur’an.

Walau demikian, saya pribadi lebih memilih untuk fokus memperhatikan segala keajaiban-keajaiban yang indah tadi ketimbang sebaliknya. Lebih baik mengagumi dan mensyukuri keajaiban fenomena langka bulan Ramadhan dari pada merisaukan dan mengutuk peristiwa sebaliknya.

Ada satu keajaiban yang saya rasakan sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Ini juga terjadi tepat di bulan Ramadhan. Kisah ini berawal ketika saya hampir putus asa menghentikan kebiasaan merokok bertahun-tahun yang lalu. Padahal saya telah berjuang menghentikan kebiasaan yang mematikan tersebut. Memang untuk beberapa saat saya telah berhasil berhenti merokok, namun setelah itu kebiasaan saya justru bertambah parah. Saya semakin kecanduan.

Hingga akhirnya, pada suatu saat di bulan Ramadhan, saya tiba-tiba seakan mendapat kekuatan besar untuk menghentikan kebiasaan merokok secara TOTAL.

Ya, Total, tanpa bertahap-tahap sebagaimana cara yang saya lakukan sebelumnya. Saya terinspirasi ketika menyadari kekuatan saya sendiri dalam menahan keinginan merokok saat puasa. Sehari penuh (di siang hari) kita mampu puasa. Mengapa malam hari tidak saya lanjutkan saja ‘puasa’ merokok? Saya tetap berbuka di saat maghrib, tapi dengan terus melanjutkan puasa merokok. Begitu seterusnya sampai sekarang, hingga hari ini  saya sudah lupa dengan rokok.

Sekarang saya sudah merdeka dari cengkraman rokok. Inilah salah satu keajaiban bulan Ramadhan yang saya rasakan. Bagaimana dengan keajaiban yang Anda rasakan?

Ketika menjadi narasumber dalam dialog interaktif di sebuah radio swasta, seorang penelepon bertanya kepada saya bagaimana saya bisa berhasil menghentikan kebiasaan merokok. Padahal perubahan permanen itu sulit dicapai.

Sekali lagi, rahasianya adalah puasa. Itu kata kunci untuk menghentikan kebiasaan buruk APA PUN. Jika Anda candu korupsi, maka puasakanlah diri Anda dari korupsi. Jika Anda candu ‘ngutang’, puasakanlah diri Anda dari utang. Anda candu maksiat? Ya, puasakanlah diri Anda dari segala maksiat. Jika kita semua melakukannya (berpuasa) secara total, maka dalam waktu dekat kita akan menyaksikan Indonesia yang bebas korupsi, bebas utang dan bebas maksiat.

Sebelum mengakhiri catatan ini, saya ingin mengajak Anda membaca sebuah ayat Allah swt yang ada di alam ini.

Jika Anda pernah memperhatikan di sebuah taman yang indah ketika sambil berjalan-jalan bersama orang yang Anda sayangi. Saat itu pandangan Anda mungkin tertuju pada seekor ulat bulu.

Lihatlah ulat itu! Orang-orang biasanya jijik terhadap ulat bulu dan cenderung menghindar karena takut terkena penyakit. Namun ada pelajaran menarik yang bisa kita ambil dari ulat bulu ketika ulat bulu yang menjijikkan itu akan melakukan proses luar biasa yang disebut metamorfosa.

Si ulat membungkus dirinya dalam sebuah kantung yang kita sebut dengan kepompong. Selama menjadi kepompong, si ulat tadi ternyata berpuasa. Bayangkan, seekor binatang mungil yang sejatinya tidak memiliki akal, tidak berideologi dan tidak pernah ikut kursus kecerdasan spiritual melainkan hanya memiliki nafsu, tetapi makhluk kecil itu mampu menahan nafsunya. Hingga akhirnya, suatu hari, si ulat dalam kepompong tadi telah berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik yang bisa terbang bebas di taman yang indah.

Demikianlah sekiranya kita mampu berpuasa dengan sungguh-sungguh hingga suatu saat kita akan menjadi manusia berjiwa indah yang saatnya nanti juga bisa terbang bebas, sebebas-bebasnya, di taman surga. Amin…

Akhirnya, jika hari ini Allah swt menyampaikan umur kita hingga akhir bulan Ramadhan, semoga Allah swt juga menyampaikan kita kepada derajat taqwa. Derajat kemuliaan.

Ahmad Kindi

Master of Spiritual Writing System

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun