Mohon tunggu...
Ahmad Jauhari
Ahmad Jauhari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ahmad Jauhari, penulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

(Jumat Pagi) – Harapan Menggembirakan

5 Maret 2010   02:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:36 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harta yang melimpah ternyata tidak selalu memberikan kebahagiaan kepada seseorang. Harta yang melimpah bahkan dapat membuat seseorang selalu dirundung rasa cemas dan gelisah. Kisah yang dialami dan diceritakan oleh Muslim Yasar berikut ini barangkali dapat menjadi pelajaran kepada kita semua bahwa harta yang melimpah bukan menjadi jaminan akan dapat memberikan kebahagiaan kepada seseorang.

Ada orang yang kaya raya namun tidak merasa gembira hatinya. Hal itu terlihat dari raut wajahnya yang tidak memancarkan cahaya kebahagiaan. Memang, kekayaan tidak identik dengan kebahagiaan. Muslim Yasar menceritakan bahwa ia pada suatu ketika datang ke kota Bahrain. Ia bertemu dan berkenalan dengan seorang wanita pengusaha yang kaya raya. Ketika singgah ke rumah wanita pengusaha kaya tersebut, ia sangat takjub akan kemegahan rumahnya. Di rumah tersebut banyak anak-anaknya serta banyak pula pelayannya.

Wanita kaya tersebut menjamu Muslim Yasar dengan makanan yang serba lezat. Namun, di raut wajah wanita kaya tersebut tidak tampak berseri. Wajahnya terlihat selalu murung dan seolah-olah ada ada duka yang sangat mendalam di dalam hatinya. Muslim Yasar bertanya: “Mengapa engkau tampak susah, apakah ada yang sedang kau pikirkan?”

Wanita kaya tersebut mengaku bahwa dirinya memang sedang mempunyai masalah. “Jika engkau ke kota ini kembali, maka aku berharap engkau singgah lagi ke rumah ini.” Wanita kaya itu berharap agar Muslim Yasar bersedia singgah lagi ke rumahnya. Muslim Yasar kemudian meninggalkan keluarga kaya itu dan kembali ke tanah kelahirannya.

Beberapa tahun kemudian, Muslim Yasar kembali ke Bahrain, tak lupa ia mampir untuk bersilaturahmi kepada teman lamanya, wanita kaya tersebut. Setelah beberapa tahun tidak berjumpa, Muslim Yasar merasa heran sebab telah banyak terjadi perubahan di keluarga wanita kaya tersebut. Rumahnya tidak lagi terkesan mewah, banyak barang berharga tak lagi terlihat di dalam rumah, anak-anak yang banyak juga tidak terlihat, demikian pula para pelayan juga tidak ada. Tetapi ada yang lebih mengherankan lagi bagi Muslim Yasar, yaitu wajah wanita itu tampak berseri-seri, sangat berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya.

“Tampaknya kali ini engkau sedang berbahagia karena kulihat wajahmu ceria dan berseri-seri,” kata Muslim Yasar. Wanita yang tidak kaya lagi itu menceritakan bahwa setelah kepulangan Muslim Yasar dari rumahnya beberapa tahun yang lalu dirinya dan keluarganya terus-menerus mengalami ujian. “Setiap barang yang kukirim kapalnya tenggelam, begitu pula kiriman barang melalui darat juga selalu mengalami musibah. Hartaku terus berkurang, bahkan seluruh anakku dan pelayanku juga lenyap akibat terkena musibah pula,” kata wanita itu.

Muslim Yasar mendoakan agar Allah Swt selalu mengasihi wanita itu. “Dulu kulihat engkau tampak murung dan susah, tetapi sekarang ceria dan bersemangat. Apa yang menyebabkan hal itu?” Wanita itu mengaku bahwa dulu memang bergelimang harta tetapi tidak bahagia. “Aku mendapatkan kenikmatan yang sangat melimpah, tetapi hatiku selalu dibayang-bayangi rasa cemas, jangan-jangan amal kebaikanku telah dibayar kontan di dunia ini oleh Allah Swt. Tetapi kini hartaku dan anak-anakku telah musnah, aku tetap berharap mudah-mudahan Allah Swt menyediakan kebaikan pahala bagiku di akhirat kelak. Maka dengan harapan itulah aku kini merasa lebih gembira,” ujar wanita itu.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun