(12)
Biar seumpama hidup sederhana.
Mengarungi bahtera berumah tangga.
Tapi bersama isteri shaleha.
Insya Allah hidup rukun sejahtera.
(13)
Tapi kalau mencintai wanita.
Semata mata syahwat belaka.
Mungkin nanti akan merana.
Kalau tidak merasa hina.
(14)
Karena kalau menyukai gadis.
Hanyalah syahwat sebagai pemanis.
Itu merupakan kendaraan Iblis.
Jauh dikata dari harmonis.
(15)
Memang disini letak perso'alan.
Bagi lelaki insan sekalian.
Dalam memandang pada perempuan.
Kadang hanyalah nafsu dibadan.
(16)
Sedangkan agama mengajarkan kita.
Dalam memandang itu wanita.
Untuk merahmati dan memuliakannya.
Berbelas kasihan berlaku iba.
(17)
Karena siapa memuliakan wanita.
Hanyalah dia orang yang mulia.
Berbudi tinggi penuh wibawa.
Selalu menjalankan perintah agama.
(18)
Juga siapa yang menghinakan wanita.
Serta memandang sebelah mata.
Hanyalah dia orang tercela.
Rendah budi tingkah lakunya.
(19)
Dalam halnya memandang wanita.
Cukup mencontoh Rasul utama.
Motiv pernikahan bukan sayahwat semata.
Tapi merupakan nilai Takwanya.
(20)
Semoga kita juga demikian.
Mencontoh Rasul dalam perkawinan.
Kecenderungan syahwat pada perempuan.
Bisa terkontrol oleh keimanan.
wallahua'lam