Mohon tunggu...
Ahmad Andry B
Ahmad Andry B Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Baru Belajar Menulis...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jajanan Politik

28 April 2014   15:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik tidak terlepas dari jual beli, ada sebuah pertanyaan yang sering terlontarkan ketika berkaitan dengan politik. Pertanyaanya kamu berani berapa? Punya uang berapa untuk menyalonkan diri jadi calon legislative( CALEG ) ? bagaimana orang mau milih kalo ndak ada uangnya ? ini pertanyaan-pertanyaan ini mencul selalu disertai dengan agenda pesta besar yaitu pemilu, baik pemilihan kepala desa, bupati dan baru-baru ini Pemilu Legis latif. Aneh memang ketika terjadi hal-hal seperti itu tapi umum juga bagi sebagian CALEG dan sebagian partai politik di Indonesia.

Semua menjadi bias ketika melihat penyampaian para politikus senayan yang selalu mengatakan anti dengan money politik, namun kenyataanya semua hanya omong kosong dan tak ada artinya semua apa yang mereka bicarakan laksana beda langit dan beda bumi. Apa yang ada dilapangan jauh berbeda dengan sebatas retorika yang tak bermakna, berapa banyak CALEG yang membagi-bagikan uang hanya untuk menjadi anggota DPR, DPRD dan DPD.

Politik bagi mereka hanya menjadi jajanan yang bisa dibeli laksana di pedagang kaki lima (PKL), jika sudah seperti ini apakah mereka akan peduli dengan rakyat? Apakah mereka akan peduli dengan anak yang putus sekolah? Apakah mereka akan peduli dengan pekerja yang upahnya tidak layak? Apakah mereka akan peduli dengan ke adaan social masyarakat? Apakah mereka akan peduli dengan orang-orang miskin yang ada disekitar mereka?

Semua jawabanya sudah jelas didepan mata, bisa kita lihat kinerja mereka di media-media elektronik maupun surat kabar, saat sidang hanya tidur, bisanya ribut dengan sesama anggota DPR lainnya, yang kinerja mereka masih jauh dari memuaskan pembahasan undang-undang yang tak selesai-selesai, mangkir dari sidang paripurna, itu semua hasil dari jajanan polotik yang mereka tawarkan dan mau-maunya masyarakat membelinya.

Apalagi menjelang Pilpres semua partai politik memulai manuvernya untuk mencari pasangan penganti guna mengajukan cawapres masing-masing, yang bisa diterka apa yang akan mereka mainkan untuk menggalang suara untuk memuluskan langkahnya menuju istana Negara, yang jelas adalah Money Politic dan Media yang mereka bisa beli. Ibaratnya menawarkan sebuah produk Jajanan tapi yang kali ini adalah jajanan politik. Untuk itu harapanya masyarakat bisa memilah dan memilih tidak pemimpin yang baik tidak seperti asal beli jajan seperti di pinggir jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun