Mohon tunggu...
Ahmad Syamsul
Ahmad Syamsul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ingin berbagi ilmu mengenai dunia kesehatan dari sudut pandang mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Childfree di Indonesia dari Sudut Pandang Mahasiswa

1 Juni 2023   12:07 Diperbarui: 1 Juni 2023   12:46 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu childfree ?

Tanpa anak (childfree) adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Penggunaan istilah childfree untuk menyebut orang-orang yang memilih untuk tidak memiliki anak ini mulai muncul di akhir abad 20. 

Bagi kebanyakan masyarakat dan dalam sejarah manusia pada umumnya, keputusan untuk menjadi childfree sangatlah sulit dan tidak diharapkan. Ketersediaan alat kontrasepsi yang terpercaya sejalan dengan persiapan matang untuk kehidupan pada hari tua membuat childfree menjadi pilihan di berbagai negara maju meskipun keputusan ini mendapatkan penilaian negatif bagi sebagian masyarakat.

Apa dampak childfree ?

Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Nur Ainy Fardan menyebutkan, terdapat beberapa dampak positif ketika seseorang memilih childfree. Dampak positif yang pertama yaitu terhindar dari risiko sakit yang mungkin dialami, baik secara fisik maupun mental saat melahirkan. Kemudian dampak positif yang kedua yaitu seseorang menjadi lebih fleksibel dalam memilih gaya hidup karena tidak terikat oleh anak.

Dampak negatif ketika seseorang memilih tidak memiliki anak. Dampak negatif pertama, merasa kesepian dan terisolasi karena tidak memiliki tempat untuk menyalurkan kasih sayang. Terlebih jika tidak mendapat pemenuhan dukungan emosional dari pasangan. Kedua, tidak adanya dukungan sosial dan finansial ketika tua dari anak. Ketiga, tidak ada seseorang yang akan meneruskan warisan genetik ataupun menerima harta warisan ketika sudah meninggal.

Keputusan memilih hidup tanpa anak masih sulit diterima di Indonesia. Ada beberapa faktor yang mendasari mengapa childfree masih sulit diterima di Indonesia. Faktor pertama ialah budaya, budaya di Indonesia dimana seseorang yang tidak memiliki anak dianggap mandul dan kondisi mandul termasuk stigma yang buruk, terlebih lagi banyak paham banyak anak banyak rezeki.

Faktor kedua adalah agama, Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim membuat childfree sulit diterima. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam ajaran islam dianjurkan untuk memiliki anak yang bertujuan untuk melanjutkan keturunan, selain itu memiliki anak yang sholeh / sholehah merupakan amal jariyah yang tidak terputus.

Norma masyarakat dan norma agama menyebabkan paham childfree sulit berkembang di Indonesia. Namun, semua itu kembali kepada keputusan masing - masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun