Jika Allah Swt. Yang Tunggal yang menunjuk Khalifah, lalu mengapa Dia tidak menunjuk orang itu secara langsung sebagaimana Dia menunjuk para Nabi?  Tidak ada orang yang memilih nabi dan Tuhan sendiri tidak menggunakan manusia sebagai instrument dalam pemilihan  Nabi, jadi mengapa Dia tidak melakukan hal yang sama sebagaimana memilih Khalifah?
Dalam memahami pertanyaan ini dan menjawabnya maka kita harus mengerti bagaimana Allah Swt. memanifestasikan diri-Nya melalui dua sifat-Nya "Ar Rahmaan" (Maha Pemurah) dan "Ar Rahiym" (Maha Penyayang).
Ar Rahmaan adalah sifat dimana Tuhan memanifestasikan berkat-Nya bagi manusia tanpa mempertimbangkan manusia itu patuh atau tidak. Dengan kata lain, orang beriman atau tidak, apakah  ia menyembah Tuhan  atau menolak keberadaan-Nya, apakah ia termasuk orang yang bersyukur atau tidak.
Tuhan berkenan menyediakan segalanya bagi mereka melalui sifat Rahmaan. Contohnya:  udara, di mana Allah Swt. menyediakannya baik bagi orang jujur maupun  khianat, beriman atau tidak. Manusia dalam hal ini tidak menciptakan udara dan tidak perlu menunaikan perintah-Nya untuk mendapatkannya, namun Allah Swt. menyediakan  sebelum manusia itu ada. Jadi anugerah seperti ini diperoleh melalui sifat Rahmaan.
Sifat Rahiym bukan seperti yang di atas. Ia tidak disediakan bagi semua orang, ia dikemas hanya untuk orang yang beriman. Quran suci mengatakan:
"... Kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka." (Q.S. At-Taubah : 118)
Penunjukkan seorang Nabi dilakukan melalui sifat Rahmaan. Pertanyaan timbul: Kapan Allah Swt, menunjuk seorang Nabi? Dia (Allah Swt.) Â menunjuk seorang nabi ketika kegelapan dan kemerosotan akhlak merajalela di muka bumi. Ketika semua menjadi tersesat dan hilangnya petunjuk yang benar. Tidak satu pun yang pantas menerima berkat dari Allah Swt., namun bersamaan dengan itu melalui kecintaan-Nya (sifat Rahmaan) Allah Swt. menunjuk seorang Nabi. Dia (Allah Swt.) menunjuk Nabi secara langsung.
Namun setelah Nabi secara sempurna melaksanakan misinya dan mengumpulkan orang beriman pada jalan yang benar, lalu Allah Swt. memanifestasikan dirinya melalui sifat Rahiym  dan Dia berkenaan menunjuk Khalifah. Untuk siapa? Untuk orang-orang yang beriman yang percaya dan mengerjakan perintah-Nya. Inilah dua kondisi yang cukup bagi Tuhan untuk menunjuk Khalifah, sebagaimana yang disebutkan dalam Quran suci:
"Allah  telah berjanji kepada orang-orang di antara kalian yang beriman dan berbuat amal shaleh niscaya akan menjadikan mereka Khalifah di bumi" (Qs. 24:56).
Inilah dua syarat: Beriman dan berbuat baik (amal saleh). Beriman saja tidak cukup dan berbuat baik (beramal saleh) saja tanpa beriman juga tidak berguna. "Berbuat baik" (beramal saleh) diterangkan di sini dalam konteks ayat sebelum dan sesudahnya dikenal sebagai ayatul- istikhlaf atau ayat di mana dijanjikan adanya suksesi.
Apa Yang Dimaksud dengan "Berbuat Baik" (Amal Saleh)?