Kita dapat memperhatikan bahwa di dalam Surah An-Nur (Surah ke-24) ayat 52-58 bahwa kata "taat" telah disebutkan dalam tujuh ayat itu sebanyak 7 kali. Mengapa? Karena ayatul- istikhlaf, ayat yang berisikan janji adanya suksesi, disebutkan dalam  tujuh ayat itu. Allah Swt. ingin menekankan dan menjelaskan bahwa patuh kepada Allah Swt., Rasul dan Khalifah pilihan-Nya dibutuhkan bagi pemenuhan "janji" tersebut.
Tanpa ketaatan maka tidak ada "kebajikan" (amal saleh) dan tanpa "kebajikan" (amal saleh) maka tidak cukup syarat untuk pemenuhan  "janji" di atas.
Beriman dan berbuat kebajikan (amal saleh) melalui ketaatan kepada Allah Swt., Rasul dan Khalifah adalah 2 syarat awal bagi manifestasi keberkatan itu. Jika satu saja pra syarat itu gagal diwujudkan maka anugerah itu akan dicabut.
Kita melihat di masa lampau, di awal Islam, ketika para Muslim menjadi pembangkang terhadap Khalifah, mereka semua luput dari keberkatan Khilafat. Mereka orang beriman. Mereka percaya kepada Allah Swt.. mereka percaya kepada Rasulullah saw., namun mereka gagal melakukan berbuat "kebajikan" (amal saleh). Mereka gagal melakukan taat kepada Khalifah, dan hasilnya Allah Swt. menarik kembali keberkatan Khilafat sehingga Khilafat-ar Rasyidah berakhir.
Penunjukkan seorang Khalifah oleh Allah Swt. adalah karunia khusus yang mana hanya diberikan kepada mereka yang percaya (beriman) dan berbuat kebajikan (amal saleh). Jika orang gagal mewujudkan ini maka Allah Swt. tidak dapat sendiri menunjuk Khalifah yang untuk ini menifestasinya hanya lewat sifat Rahiym-Nya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI