ISBN (International Standard Book Number) adalah identifikasi unik yang diperlukan untuk penerbitan dan penjualan buku. Tetapi, krisis ISBN di Indonesia telah menjadi hambatan bagi banyak penulis, termasuk Kompasianer yang ingin menerbitkan karya mereka.
Proses penerbitan buku dimulai dengan penulis atau penerbit mengajukan permohonan ISBN ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) atau Lembaga ISBN yang berwenang di Indonesia. Beberapa kriteria perlu dipenuhi, termasuk pendaftaran dan pengisian formulir permohonan dengan informasi yang tepat mengenai buku yang akan diterbitkan.
Kriteria utama termasuk judul buku yang unik, informasi penerbit yang jelas, dan deskripsi singkat isi buku. Namun, dalam kondisi
 krisis ISBN, proses ini menjadi lebih sulit karena keterbatasan nomor ISBN yang tersedia
Pengalaman Menerbitkan Buku Ber-ISBN
Sejak tahun 2017 sampai sekarang penulis aktif sebagai anggota Mediaguru yang merupakan kelompok pelatihan literasi, penerbitan dan pemasaran buku karya para anggotanya hasil pelatihan menulis di Mediaguru. Sejak bergabung dan aktif menulisi di Gurusiana yaitu blok penulis Mediaguru penulis sudah menerbitkan 10 buku tunggal dan puluhan buku Antologi.
Selama ini urusan penerbitan buku anggota Mediaguru diurus oleh penerbitan Pustaka Mediaguru Surabaya yang juga bagian dari Mediaguru divisi penerbitan dan pemasaran buku, sehingga tidak ada masalah dengan urusan ISBN.
Perpustakaan Nasional yang Berhak memberikan ISBN kepada penerbit buku
Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan memberikan ISBN kepada penulis atau penerbit buku yang memenuhi persyaratan yang ditentukan
Sejak 2021 krisis ISBN di Perpustakaan Nasional, yang berhak menerbitkan ISBN diatasi dengan memberikan ISBN hanya untuk buku solo atau buku yang ditulis oleh perorangan sementara buku antologi yang ditulis oleh banyak penulis pemberian ISBN-nya diperketat hanya buku antologi yang jumlah penulisnya maksimal 4 yang diberikan ISBN, sementara buku antologi yang penulisnya sampai puluhan tidak dibrikan ISBN.
Dalam situasi krisis ISBN seperti sekarang, buku yang layak diberi ISBN adalah karya-karya yang memiliki nilai informasi atau konten yang unik dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Buku-buku tentang riset, pendidikan, sains, literatur, atau karya kreatif lainnya yang memberikan kontribusi signifikan perlu diakui dan memiliki nomor ISBN.
Strategi pemerintah di masa depan perlu fokus pada peningkatan ketersediaan nomor ISBN. Perlunya alokasi nomor ISBN yang lebih luas dan efisien untuk menanggapi tumbuhnya industri penerbitan di Indonesia sangat penting. Langkah ini tidak hanya akan mendukung penulis dan penerbit, tetapi juga memungkinkan akses yang lebih luas terhadap berbagai karya.
Sementara itu, pengetatan syarat permohonan ISBN mungkin diperlukan untuk menjaga kualitas penerbitan buku. Namun, langkah ini juga harus diimbangi dengan memastikan bahwa pengetatan tersebut tidak menjadi penghambat bagi para penulis yang ingin menerbitkan karya-karya mereka.
Krisis ISBN adalah masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan stakeholder terkait. Dukungan untuk mendapatkan nomor ISBN yang lebih mudah diakses, dipertimbangkan dengan tetap menjaga kualitas karya yang diterbitkan, akan membantu mendorong pertumbuhan industri penerbitan di Indonesia dan meningkatkan akses terhadap beragam karya penting.
Bagi para penulis jangan patah semangat karya anda akan tetap dikenang meskipun diterbitkan dalam bentuk buku yang tidak ber ISBN, karena kualitas tulisan dan kebermanfaatan buku yang menjadi prioritas penulis untuk membagikan karyanya kepada pembaca, selamat berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H