Pagi itu, di bawah sinar matahari yang hangat, seorang kompasianer yang juga ASN di Kementerian Agama Kota Surabaya memulai sebuah perjalanan emosional yang akan menghubungkannya dengan Presiden Joko Widodo dan pemimpin negeri ini.Â
Acara Apel Hari Santri, yang diadakan di Tugu Pahlawan Surabaya, diikuti puluhan ribu peserta dari berbagai kalangan berkumpul untuk merayakan Hari Santri 2023. Mereka terdiri dari santri Pondok Pesantren di Jawa Timur, pelajar MTs dan MA di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, ASN di lingkungan Kementerian Agama Se Jawa Timur.Â
Hadir juga tokoh agama seperti Kyai pengasuh Pondok Pesantren di Jawa Timur dan Pengurus NU dari PBNU, PWNU Jawa Timur, hingga PCNU di seluruh Jawa Timur. Keberagaman peserta mencerminkan keindahan budaya dan tradisi santri di Indonesia.
Namun, momen yang istimewa ini juga datang dengan berbagai tantangan. Keamanan sangat ketat dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang mengawal Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana. Peserta yang diizinkan untuk mendekat ke panggung utama tempat Presiden dan tamu undangan berada adalah mereka yang memiliki tanda peserta resmi.
Siapkan Buku Karya untuk Para Pemimpin Negeri
Dalam upaya untuk mendekat ke Presiden, sang ASN ini mempersiapkan lima buku yang ingin dia hadiahkan kepada Presiden, Ketua PBNU, Menteri Agama, dan tokoh-tokoh lainnya. Namun, kendati memiliki niat tulus, Paspampres selalu menghalanginya ketika mencoba mendekat ke panggung utama. Namun, penulis tak menyerah.
Setelah Apel Hari Santri berakhir, sang ASN mencari peluang untuk mendekati Presiden. Dia berbaur dengan awak media dan mengikuti langkah Presiden Joko Widodo. Ketika Presiden masuk ke tenda untuk berganti pakaian, ASN yang telah bersiap dengan buku di tangan menunggu di luar dengan penuh kesabaran.
Di tengah antusiasme, sang ASN berkesempatan untuk bertemu dengan KH. Yahya Cholil Staquf. Dengan izin, dia memberikan bukunya yang berjudul "Pak Guru Menjadi Tamu Allah" kepada Kyai Yahya, yang menerimanya dengan senang hati. Setelah momen berharga itu, ASN ini bahkan diajak untuk berfoto bersama Kyai Yahya.
Ketika saatnya tiba, Presiden Joko Widodo keluar dari tenda setelah mengganti pakaian. Dalam momen yang penuh harapannya, sang ASN mendekati Presiden dengan bukunya yang berjudul "Atas Nama Takdir" di tangan. Tidak seperti sebelumnya, sang ASN bisa mendekati RI-1 tanpa halangan dari Paspampres.