Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maulid Nabi Muhammad SAW

26 September 2023   21:53 Diperbarui: 26 September 2023   22:02 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maulid Nabi Muhammad SAW (foto: detikcom)

Maulid Nabi, tiba saatnya kita rayakan, 

Cahaya kehidupan, di bulan yang penuh berkah. 

Sujud syukur kita panjatkan, rasa cinta tiada batas, 

Bagi Muhammad, utusan Tuhan, insan pilihan.

Dilahirkan di Makkah, tempat yang mulia, 

Muhammad, pemimpin agung, tuk seluruh manusia. 

Di usia yang muda, di padang pasir yang luas, 

Nabi kita tumbuh, di bawah sinar rembulan yang bersinar.

Pemimpin yang bijaksana, pembawa rahmat dunia, 

Ajaran-ajaranmu penuh kedamaian, tuk seluruh umat manusia.

 Tetesan embun kasihmu, meresap dalam jiwa, 

Menyinari hati yang gelap, tuk membawa cahaya.

Engkau adalah teladan, dalam segala hal, 

Kesabaranmu dalam ujian, bukti cinta yang besar. 

Kita menyambut Maulidmu, dengan hati yang bersyukur, 

Mengingat pesan-pesanmu, yang penuh dengan nur.

Kisah hidupmu menginspirasi, buat kita berusaha, 

Menjadi pribadi yang lebih baik, dalam setiap langkah. 

Menghormati sesama, peduli pada yang lemah, 

Membagikan kasih, tuk mengakhiri kepedihan.

Maulid Nabi, saat yang suci, tuk merenungkan kebijaksanaan, 

Dalam setiap kata, dalam setiap tindakan. 

Kita bersyukur atas hadirmu, wahai Nabi besar, 

Mengajarkan kita arti cinta, dan rahmat yang tak terukur.

Bersama keluarga, sahabat, dan seluruh insan, 

Kita merayakan Maulid, dengan hati yang penuh iman. 

Mengenang perjalananmu, di bawah cakrawala biru, 

Sebagai tanda cinta dan penghormatan, untukmu yang agung.

Pohon kurma berbicara, gunung bersujud, 

Ketika engkau lahir, dunia merasakan ketenangan yang tiada tara. 

Maulid Nabi, saat tuk berdoa, dan bersyukur, 

Kepada Allah, yang mengutusmu, sebagai penunjuk jalan.

Tak ada kata yang cukup, tak ada syair yang mampu, 

Mengungkapkan rasa cinta, kepada Nabi yang mulia. 

Namun dalam Maulid ini, kita mencoba, 

Mengenangmu dengan penuh kasih, dalam setiap doa.

Maulid Nabi, saatnya tuk merenung dan bersyukur, 

Atas hadirmu di dunia, sebagai rahmat yang abadi. 

Semoga kita bisa mengikuti jejakmu, 

Dalam mencintai Allah, dan sesama manusia, selamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun