Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kaesang Pangarep yang Bikin Huru Hara Politik Nasional, Akankan Dinasti Politik Makin Subur?

24 September 2023   09:13 Diperbarui: 27 September 2023   17:14 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Ganesha, Kaesang dan Jokowi (foto: TribuNews.com)

4. Pluralisme Politik:

Fenomena ini juga mencerminkan pluralisme politik yang semakin kuat di Indonesia. Pemilih muda semakin aktif dan mencari alternatif dalam memilih partai yang mewakili aspirasi dan nilai-nilai mereka. Partai-partai seperti PSI telah berhasil menarik perhatian generasi muda dengan pendekatan yang progresif dan berani dalam menyuarakan isu-isu relevan.

5. Tantangan bagi Partai Politik Eksisting:

Keputusan Kaesang untuk bergabung dengan PSI menggambarkan tantangan bagi partai politik eksisting, terutama PDI-P. Partai-partai ini perlu lebih memperhatikan aspirasi dan tuntutan pemilih muda jika ingin mempertahankan popularitas mereka. Fenomena Kaesang menunjukkan bahwa pemilih muda semakin kritis dan memiliki peran penting dalam politik Indonesia.

Dalam kesimpulan, fenomena Kaesang Pangarep bergabung dengan PSI adalah gejolak yang mencerminkan perubahan dinamika politik di Indonesia. Meskipun ada spekulasi tentang potensi peran Jokowi dalam PSI atau dinasti politik yang semakin berkembang, banyak aspek yang masih belum jelas dan akan dipengaruhi oleh perkembangan politik di masa depan. 

Yang pasti, kehadiran Kaesang di PSI telah memberikan keuntungan besar bagi partai tersebut dan menjadi refleksi dari semakin kuatnya peran pemilih muda dalam politik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun