Jejak langkah di atas tanah berdebu,Â
Sebuah kisah perjalanan yang tak terucapkan.Â
Sepasang jejak sepatu, dua hati yang berjalan,Â
Melangkah bersama dalam takdir yang terpahami.
Di padang gersang, mereka berdua melangkah,Â
Jejak mereka tertanam dalam pasir panas.Â
Menghadapi badai dan terik matahari,
 Mereka tak pernah lelah berjalan beriringan.
Jejak yang dalam, mengikuti jejak waktu,Â
Merekam cerita hidup, harapan, dan cinta.Â
Setiap langkah adalah bagian dari perjalanan,Â
Menyusuri jalan berliku menuju kebahagiaan.
Jejak langkah yang terlukis di bawah langit biru,Â
Mengisi selembar kanvas dengan cerita yang tak berujung.Â
Mereka melintasi lembah, menaklukkan gunung,Â
Jejak-jejak itu adalah bukti perjalanan yang berbunga.
Di musim hujan, jejak-jejak itu digenangi air,Â
Membentuk jejak-jejak yang lembut di bawah cahaya rembulan.Â
Mereka berjalan dalam diam, tak perlu kata-kata,Â
Ketika cinta berbicara dalam bahasa jejak-jejak itu.
Jejak langkah seiring melintasi waktu,Â
Mengalami kebahagiaan, kesedihan, dan kerinduan.Â
Mereka terus berjalan, tak pernah terpisah,Â
Sepasang jejak yang saling mendukung dalam perjalanan.
Di ujung perjalanan, mereka menemukan tujuan,Â
Di taman bahagia, di bawah pohon cinta yang abadi.Â
Jejak-jejak itu berhenti, namun cerita tak berakhir,Â
Karena cinta mereka tetap hidup dalam jejak-jejak itu.
Jejak langkah dari sepasang jejak sepatu,Â
Mengajar kita tentang arti perjalanan hidup yang sesungguhnya.Â
Bahwa cinta dan kesetiaan adalah panduan,Â
Dalam jejak langkah yang mengukir kisah tak terlupakan.
*******************
Mari tinggalkan jejak kehidupan lewat karya, 09 September 2023
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H