Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Plus Minus Cak Imin Jadi Cawapres Anies Baswedan

1 September 2023   14:46 Diperbarui: 1 September 2023   14:49 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Anies baswedan dan Cak Imin (foto : TVone.News.com)

Wacana menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden mendatang telah menjadi perbincangan hangat di kalangan politik Indonesia. Benarkah Cak Imin membelot ke kubu koalisi perubahan yang terdiri dari Nasdem, PKS dan Demokrat, karena Prabowo tidak memberikan kepastian menggandeng Cak Imin menjadi Cawapresnya?

Kalaupun benar Cak Imin akan diduetkan dengan Anies Baswedan  memiliki berbagai plus dan minus yang perlu diperhatikan.

Nilai Plus:

  1. Pengalaman Politik: Muhaimin Iskandar memiliki pengalaman politik yang luas. Dia telah menjadi anggota parlemen, menteri dalam beberapa kabinet, dan menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pengalaman ini bisa menjadi aset berharga dalam memimpin negara.

  2. Kedekatan dengan Rakyat: Muhaimin, atau yang akrab disapa Cak Imin, dikenal memiliki kedekatan dengan rakyat. Dia telah aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, yang bisa membantunya mendapatkan dukungan dari berbagai segmen masyarakat.

  3. Pendekatan Kebijakan yang Inklusif: PKB, di bawah kepemimpinan Muhaimin, dikenal sebagai partai yang mempromosikan kebijakan inklusif dan keberagaman. Ini bisa menjadi dorongan bagi koalisi yang lebih luas untuk mendukung pasangan Anies-Cak Imin.

  4. Pendukung PKB: PKB memiliki jaringan yang kuat di berbagai daerah, terutama di Jawa Timur. Dengan dukungan dari partai ini, pasangan Anies-Cak Imin bisa mendapatkan basis pemilih yang signifikan.

Nilai Minus:

  1. Perbedaan Ideologi: Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berasal dari partai yang berbeda, yaitu Gerindra dan PKB. Meskipun dalam politik koalisi adalah hal umum, perbedaan ideologi dan visi dalam memerintah bisa menimbulkan ketegangan dan kesulitan dalam mengambil keputusan.

  2. Isu Agama: Muhaimin Iskandar adalah tokoh Islam yang dihormati di Indonesia. Namun, penunjukan seorang Cawapres yang kuat di bidang agama dapat memicu perdebatan dan polarisasi di kalangan pemilih, terutama jika isu agama menjadi dominan dalam kampanye.

  3. Tantangan Logistik: Pemilihan Presiden adalah acara besar yang memerlukan logistik yang sangat kompleks. Mengelola koalisi dan menghadapi tantangan organisasi kampanye bisa menjadi tugas yang sangat berat.

  4. Potensi Ketegangan dalam Koalisi: Koalisi politik sering kali penuh dengan perbedaan pendapat dan ambisi. Mengelola hubungan antara berbagai partai politik dan tokoh dalam koalisi bisa menjadi tugas yang sulit dan memerlukan negosiasi yang rumit.

Kesimpulannya, potensi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pemilihan Presiden memiliki keuntungan dan risiko yang perlu diperhitungkan. 

Keputusan akhir bergantung pada dinamika politik yang akan terjadi menjelang pemilihan. Yang pasti, pemilihan presiden adalah momen penting dalam kehidupan politik Indonesia, dan keputusan ini akan memiliki dampak yang signifikan bagi arah negara ini di masa mendatang.

Salam demokrasi, 1 September 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun