Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kampanye di Sekolah dan Kampus, Ini Dampak Positif dan Negatifnya?

28 Agustus 2023   09:34 Diperbarui: 28 Agustus 2023   09:43 2980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi skolah/kampus boleh jadi tempat kampanye berdasarkan keputusan MK (foto : MetroTV.com)

Kampanye di Sekolah dan di Kampus adalah suatu keniscayaan

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) baru-baru ini memperbolehkan peserta pemilu berkampanye di fasilitas pemerintah dan pendidikan seperti sekolah dan kampus. 

Hal ini direspon positif oleh KPU dan akan dijalankan sesuai dengan amar Putusan MK dengan nomor 65/PU-XXI/2023. KPU sebagai penyelenggara pemilu akan menindaklanjuti apa yang akan menjadi putusan MK.

Kampanye Pemilu di sekolah memiliki dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Di satu sisi, kampanye semacam ini dapat mempromosikan kesadaran politik dan partisipasi aktif di kalangan generasi muda. 

Namun, di sisi lain, ada risiko politisasi sekolah dan manipulasi ideologi yang perlu diwaspadai. Berikut adalah analisis lebih rinci mengenai dampak positif dan negatif kampanye Pemilu di sekolah:

Dampak Positif:

  1. Peningkatan Kesadaran Politik: Kampanye Pemilu di sekolah dapat membantu siswa memahami pentingnya partisipasi dalam proses demokrasi. Ini membantu membentuk generasi muda yang sadar akan hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara.

  2. Pendidikan Demokrasi: Sekolah menjadi tempat yang cocok untuk memberikan edukasi mengenai prinsip-prinsip dasar demokrasi, seperti pemilihan umum, partisipasi masyarakat, dan hak asasi manusia. Kampanye Pemilu bisa menjadi alat pendidikan demokrasi yang efektif.

  3. Mengembangkan Keterampilan Sosial: Kampanye Pemilu melibatkan komunikasi, debat, dan kerjasama. Ini dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, berbicara di depan umum, dan mendengarkan sudut pandang yang berbeda.

  4. Pembentukan Tanggung Jawab: Mengenalkan konsep tanggung jawab dalam kampanye Pemilu dapat membantu siswa memahami pentingnya membuat keputusan yang berdampak baik untuk diri sendiri dan masyarakat.

Dampak Negatif:

  1. Politikasi Sekolah: Kampanye yang tidak diatur dengan baik bisa menyebabkan politisasi di dalam lingkungan sekolah. Hal ini bisa mengganggu suasana belajar dan menciptakan polarisasi di antara siswa.

  2. Manipulasi Ideologi: Kampanye yang kurang netral bisa membawa risiko manipulasi ideologi. Para pelajar mungkin terpapar pandangan yang sempit atau informasi yang tidak akurat.

  3. Gangguan Terhadap Kurikulum: Jika kampanye Pemilu dianggap lebih penting daripada pembelajaran reguler, maka ini bisa mengganggu kurikulum dan kualitas pendidikan.

  4. Kecemasan Sosial: Diskusi politik yang intens dalam lingkungan sekolah dapat memunculkan kecemasan sosial, terutama jika siswa merasa tekanan untuk memihak atau menolak pandangan tertentu.

Penting untuk menciptakan lingkungan yang seimbang dan inklusif saat mengadakan kampanye Pemilu di sekolah. Pengelolaan yang hati-hati, pengawasan, serta pendekatan pendidikan yang netral dan informatif penting untuk memastikan bahwa dampak positif lebih dominan daripada dampak negatifnya. 

Pendidikan politik yang baik dapat membantu siswa menjadi warga negara yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab tanpa mengorbankan kualitas pendidikan dan suasana sekolah yang kondusif.

Mau pilih mana? Terserah para pengelolan lembaga pendidikan.

Salam Demokrasi, 28 Agustus 2023

Ahmad Syaihu untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun