Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - guru penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

suka membaca, menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tak Ada Ukuran Koalisi yang Ideal, Semua Tergantung Kepentingan

27 Agustus 2023   20:04 Diperbarui: 27 Agustus 2023   20:05 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koalisi gemuk Indonesia Raya pimpinan Prabowo, ada Geridra Golkar, PAN dan PKB (foto: tempo.com)

Namun, risiko dari pendekatan ini adalah bahwa beberapa suara dan perspektif masyarakat mungkin terabaikan.

Untuk memutuskan opsi terbaik, Indonesia perlu mempertimbangkan situasi dan tantangan yang dihadapi saat ini. 

Kepentingan Koalisi Lebih Penting Daripada Kepentingan Warga 

Permasalahan seperti ketimpangan ekonomi, ketahanan lingkungan, pendidikan, dan kesehatan adalah beberapa isu yang memerlukan perhatian serius. 

Koalisi yang dapat menghasilkan solusi holistik dan berkelanjutan untuk masalah-masalah ini akan lebih cocok dalam mengatasi tantangan tersebut.

Penting untuk menghindari jatuh ke dalam perangkat pemikiran yang terlalu sempit atau terlalu luas. 

Koalisi Gemuk mungkin efektif dalam mencerminkan keragaman masyarakat Indonesia, tetapi risiko kebingungan dan perpecahan dalam pembuatan keputusan harus diwaspadai. 

Di sisi lain, Koalisi Kurus mungkin lebih efisien dalam pelaksanaan tindakan, tetapi risiko mengabaikan pandangan beragam masyarakat bisa berdampak negatif.

Dalam konteks ini, sebaiknya Indonesia mencari keseimbangan antara kedua pendekatan. 

Koalisi yang memadukan kekayaan keragaman dengan fokus pada solusi konkret dapat menjadi pilihan terbaik. 

Melalui dialog terbuka dan diskusi mendalam, para anggota koalisi dapat mencapai konsensus yang mendukung upaya memecahkan masalah-masalah yang mendesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun