Ini perjalanan penulis bersama keluarga ke Semarang dan Demak Jawa Tengah untuk brsilaturahmi, setelah tujuan bersilaturahmi selesai penulis bersama keluarga menyempatkan mampir ke beberapa destinasi wisata sejarah di kota Semarang antara lain, Masjid Agung, Semarang Kota Lama, Lawang Sewu, Klenteng Sam Poo Kong dan masih banyak lagi.
Fungsi Klenteng Sam Poo KongÂ
Klenteng Sam Poo Kong yang terletak di Simongan Semarang, didominasi warna merah. Sejumlah lampion merah tidak saja menghiasi kelentengnya, tetapi juga pohon pohon menuju pintu masuk. Karakter bangunan yang sangat kental dengan  nuansa Tionghoa, membuat bangunan ini lebih menyerupai karya seni.
Selain sebagai benda kebudayaan, klenteng juga menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Sam Poo Kong juga rutin mengadakan festival Cheng Ho yaitu festival untuk memperingati HUT Sam Poo Kong sekaligus peringatan kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Kegiatan biasanya dilakukan di bulan Agustus setiap tahunnya. Suasana akan bertambah meriah dengan adanya perlombaan barongsai di panggung utama Sam Poo Kong. Kebanyakan pengunjung datang ke Sam Poo Kong untuk berburu foto.
Saat berwisata Ke Semarang, tidak lengkap rasanya kalau tanpa mengunjungi tempat yang satu ini. Namun perlu diingat bahwa pada dasarnya Sam Poo Kong merupakan tempat ibadah, sehingga pengunjung diharap tetap menjaga sikap dan ketertiban untuk menghormati umat yang sedang beribadah.
Â
Sejarah Berdirinya Klenteng Sam Poo Kong dan Kepahlawanan Laksamana Cheng Ho
Â
Klenteng Sam Poo Kong yang berdiri tegak di kawasan Bukit Simongan menjadi saksi bisu penjelajahan Cheng Ho di Indonesia. Bangunan ini merupakan tempat ibadah pemeluk Tridharma. Kelompok 3 agama yang terdiri dari Taoisme, Buddhisme dan Konfusianisme.
Kawasan klenteng ini dahulu adalah tempat berteduh Cheng Ho saat harus "terpaksa" berlabuh pada tahun 1416, karena juru mudi kapalnya, Ong Keng Hong, sedang sakit keras. Saat berlabuh, Cheng Ho sempat merawat Ong Keng Hong bersama awak kapal lainnya. Namun, Cheng Ho terpaksa meinggalkan Ong Keng Hong karena harus melanjutkan perjalanan.
Kondisi Ong Keng Hong bersangsur membaik setelah dirawat oleh beberapa awak kapal yang menetap bersama warga Bukit Simongan. Mereka juga selalu menceritakan sosok Cheng Ho yang berani serta bijaksana.
Perkataan Ong Keng Hong tentang Cheng Ho direspons positif oleh warga sekitar. Bersama-sama, mereka membuat simbol penghormatan untuk Cheng Ho di salah satu gua yang disebut Gedung Batu. Simbol tersebut lalu disempurnakan menjadi Klenteng Sam Poo Kong.
Simbol Tolerasnsi Umat Beragama
Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam, saat mendarat di Simongan Semarang kala itu untuk merawat juru mudi kapalnya yang sakit dibantu dan dirawat oleh warga sekitar yang saat itu masih menganut agama Hindu, hubungan kemanusiaan yang terjalinakhirnya juga menjadi hubungan toleransi antar umat beragama saat itu
Walau saat ini Klenteng Sam Poo Kong menjadi tempat ibadah umat Tridharma, namun banyak umat Islam Kejawen yang masih sering datang. Mereka datang untuk melakukan ziarah ke makam Ong Keng Hong. Selain peziarah, lokasi ini juga banyak didatangi turis yang datang untuk wisata sejarah.
Berwisata ke Klenteng Sam Poo Kong merupakan keasyikan tersendiri, disamping menghargai sejarah masa lalu kita bisa mengambil nilai-nilai toleransi dari berbagai kepercayaan dan agama yang berkembang pada masa itu. Toleransi itu indah sebagi bentuk hubungan sesama manusia
Sudahkah Anda berkunjung ke sana? Kalau anda sedang di Semarang sempatkan mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong.
Klenteng Sam Poo Kong dan Laksamana Cheng Hoo, 20 Mei 2023
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H